BOGOR, Kobra Post Online – Pekerjaan renovasi Jembatan Cagar Budaya Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) yang fenomenal itu tampak telah menggarap titik-titik penting pondasi dasar dan bidang peruntukkan struktur balok-balok horizontal utama fisik jembatan tersebut. Proyek yang telah berjalan selama delapan bulan itu semoga tuntas tepat waktu.
Di akhir tahun 2023, Desember mendatang, jika Allah mengizinkan, setidaknya telah menganugerahkan dua jembatan untuk masyarakat dan warga Kota Bogor.
Sebuah bangunan jembatan untuk pemenuhan kebutuhan hajat hidup di alam fana Jembatan Otto Iskandar Dinata dan sebuah jembatan untuk menuju surga, Masjid Agung.
Jika selesai seutuhnya renovasi jembatan itu akan menambah ikon baru untuk Kota Pusaka Bogor, selain Alun-Alun Kota dan Bangunan Pusat Kebudayaan Sunda Pakwan Pajajaran di kawasan kabuyutan Batutulis.
Jembatan Otista itu tak hanya menghadirkan dan mengabadikan artefak budaya masa kolonial, sejarah struktur jembatan Treubweg yang dibangun tahun 1930 di atas jalan atau weg dalam bahasa Belanda.
Jembatan itu pula tentu akan melanggengkan posisi dan peran Kota Bogor sebagai sebuah kota sain, kota yang lengkap dengan segenap bangunan, sarana dan prasarana penelitian tanaman tropis basah. Tercatat dalam sejarah perkembangan Bogor dan terkenal di dunia saat Prof. Dr. Melchior Treub (1880-1910) menjabat Direktur Land Plantentuin te Buitenzorg, Kebun Botani Bogor.
Manfaat lain tentu terkait dengan kenyamanan berlalu lintas yang lancar dan lebih tertib. Kelancaran di Jalan Otto Iskandar Dinata akan memberi dampak dan memiliki nilai positif ditinjau dari aspek dan dimensi. Adalah sebuah kenyataan yang amat positif dari masyarakat sekitar kawasan Kelurahan Babakan Pasar umumnya dan kawasan di sekitar Pulogeulis khususnya. Yaitu muncul semangat gotong royong dan semangat kepedulian masyarakat terhadap sesama untuk menanggulangi dan memperpendek jarak akibat penutupan pekerjaan renovasi jembatan Otto Iskandar Dinata.
Baca juga: Pasca Penutupan Jalan Otista, Pejalan Kaki Cari Jalan Alternatif
Saat wawancara dengan Ipang yang aslinya orang Madura itu, salah satu warga setempat yang diikutsertakan bekerja di proyek tersebut dan Dadang pengurus FKPPI yang ikut menjaga keamanan. Bahwa masyarakat sekitar yang berinisiatif membuat jalan darurat dari tumpukan karung-karung plastik diisi pasir dengan memperhatikan arus Sungai Ciliwung.