Scroll untuk baca artikel
Info Bogor

Hotel dan Resto Jadi Korban Revitalisasi Jembatan Otista

1010
×

Hotel dan Resto Jadi Korban Revitalisasi Jembatan Otista

Sebarkan artikel ini
Hotel dan Resto Jadi Korban Revitalisasi Jembatan Otista
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay.

BOGOR, Kobra Post Online – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay mengungkapkan penurunan pengunjung hotel setelah diberlakukan penutupan Jembatan Otto Iskandardinata (Otista) guna revitalisasi.

“Jadi yang lucu pas Minggu pertama penutupan Jembatan Otista dan adanya pengalihan jalur. Ada beberapa hotel dan resto yang langsung mengalami penurunan pada Minggu pertama penutupan Jembatan Otista,” ungkap Yuno, saat ditemui awak media usai menghadiri Rapat Paripurna HJB ke 541 DPRD Kota Bogor, Sabtu (3/6).

Yuno menyebut, penurunan pengunjung hotel bukan hanya terjadi pada Minggu pertama, namun dua Minggu setelah penutupan Jalan Otista dan pengalihan arus lalu lintas, banyak pemesanan hotel yang dibatalkan.

“Ada beberapa hotel yang sudah mendapat bookingan dari lembaga malah dibatalkan. Hal itu terasa pada Minggu kedua dan ketiga,” sebutnya. 

Ia juga tidak memungkiri atas evaluasi dan publikasi yang baik dari Pemerintah Kota Bogor, keterisian hotel dan pemesanan dapat kembali walau belum pulih sepenuhnya.

“Kemudian ada evaluasi kembali yang dilakukan oleh Pemkot Bogor yang memberlakukan sistem dua arah di seputaran Istana Bogor. Namun, dengan publikasi yang cukup baik, okupansi di hotel sudah mulai membaik,” ungkapnya.

Sementara untuk restoran, menurut Yuno, terdapat fenomena aneh, di mana Minggu pertama penutupan Jembatan Otista, pemasukan restoran yang terkena imbas penutupan mengalami penurunan sampai dengan 60 persen.

“Namun saat ada perubahan rute arah, sudah mulai ada peningkatan. Hal lucunya, restoran di sepanjang Jalan Padjajaran yang seharusnya tidak terpengaruh dengan adanya penutupan Jembatan Otista, omzetnya malah turun semua,” bebernya.

Baca juga: Luncurkan Wedding Marketland, Bigland Hotel Bogor Hadirkan Kemegahan Pernikahan

Menyikapi hal itu, Yuno bersama dengan Wakil Ketua Bidang Restoran PHRI melakukan kajian dan telah menyimpulkan fenomena yang terjadi pada restoran pascapenutupan Jembatan Otista.

“Jadi, bisa kita simpulkan penyebabnya adalah restoran yang berada di sisi kiri saat keluar tol Jagorawi itu adalah second destinasi. Jadi, first destinasinya adalah di Jalan Suryakencana. Kebanyakan, wisatawan yang datang ke Kota Bogor datang ke Jalan Suryakencana untuk beli oleh-oleh dan makan kemudian pulang. Jadi, wisatawan tidak berhenti (makan) di restoran yang ada di sepanjang Jalan Pajajaran menuju Tajur, ” jelasnya mengakhiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *