Info Bogor

Perlu Kolaborasi Mengubah Kampung Mongol Tegallega

2262
×

Perlu Kolaborasi Mengubah Kampung Mongol Tegallega

Sebarkan artikel ini
Kampung Mongol
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy bersama Wali Kota Bogor, Bima Arya saat mengunjungi Kampung Mongol pada Minggu (24/4) lalu.

BOGOR, Kobra Post Online – Di salah satu sudut jalan Tol Jagorawi tepat sekitar Ciheuleut tidak jauh dari Universitas Pakuan (Unpak) Bogor terdapat tembok tinggi yang memisahkan jalan dengan perkampungan penduduk.

Di sanalah ratusan pengemis, pemulung dan pengamen tinggal. Kampung ini dikenal dengan  nama Kampung Mongol RT 04 RW 06, Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengunjungi Kampung Mongol pada Minggu (24/4) lalu.

Kedatangan Muhadjir yang didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya untuk memastikan sejumlah program bantuan yang diberikan pemerintah terdistribusikan dengan baik atau belum. Selain itu, Menko juga melihat penanganan stunting di wilayah tersebut.

Muhadjir dan Bima  tampak mengunjungi sejumlah warga penerima manfaat. Beberapa di antaranya mengaku belum menerima bantuan, baik Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Muhadjir lantas memerintahkan stafnya mencatat dokumen kependudukan warga itu.

Rombongan juga membawa paket sembako untuk warga. Sementara, Bima Arya membagikan susu kemasan untuk anak-anak yang ia temui sepanjang jalan yang dilintasi.

“Kita sudah bicara dengan Pak Wali Kota, akan benahi penyaluran bansosnya karena ada warga yang mestinya berhak, tapi belum dapat. Kita catat semua,” ungkap Muhadjir.

Ia menyebutkan, Kampung Mongol masuk dalam kategori kampung kumuh dan didominasi warga miskin. Untuk itu, perlu kolaborasi untuk mengubah wajah kampung ini.

“Akan kita koordinasikan dengan Kementerian PUPR, Kemensos, untuk mengarahkan semacam penataan rumah tinggal di tempat ini. Nanti Pak Wali akan bertanggung jawab menjaga berkesinambungan, terutama berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat yang di sini,” jelasnya.

Warga di Kampung Mongol, katanya, didominasi masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan tetap.

“Otomatis tidak cukup dengan memberikan bansos tanpa ada upaya mereka bisa hidup mandiri. Karena itu segera akan kita tindaklanjuti, koordinasikan, mudah-mudahan kita bisa carikan jalan keluar,” ujar Muhadjir.

Baca juga : IDM Kabupaten Bogor Telah Melebihi Target RPJMD 2023

Menko PMK berpesan kepada warga terkait masalah stunting dan keluarga berencana (KB).

“Masih ada anak yang stunting, manula dan kesadaran untuk KB masih rendah. Masih banyak yang anaknya di atas 5 orang, ada yang 4. Padahal rumahnya sangat tidak memadai untuk ditempati dengan sejumlah anggota keluarga sebanyak itu,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Bima Arya menjelaskan, karakteristik Kampung Mongol ini berbeda dibanding kampung kumuh lainnya.

“Karena lahannya ini di tanah milik Jasa Marga dan perusahaan. Jadi menjadi kendala bagi kami melakukan intervensi,” terang Bima.

“Kedua, tantangannya adalah pemberdayaan warga membangun kultur. Karena sebagian besar memang pemulung, buruh harian lepas. Karena itu saya usulkan kepada Pak Menko dan beliau merespon dengan sangat baik,” tambahnya.

Menurut Bima, pembenahan kampung ini komprehensif dan terintegrasi. “Jadi kita akan kerja sama dengan pihak Jasa Marga dan PT untuk perbaikan fisiknya. Pemkot akan bertanggung jawab untuk pemberdayaan ekonomi warganya. Memfasilitasi melalui jalur UMKM, PKK untuk mengedukasi warga agar bisa mengatasi masalah utama terkait kesehatan dan pendidikan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *