Beling mengungkapkan, pihaknya mendapat dukungan dari Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Bogor.
“Kita dapat bantuan mesin grinder dan gerobak dari Disdagin dan alat-alat dari Dinas Pertanian,” ungkapnya.
Dari segi pemasaran, sambungnya, selain dengan PT Kopi Bogor Indonesia juga bekerja sama dengan agen-agen serta tengkulak yang bergerak di kopi.
“Jawa Barat merupakan wilayah pemesan Kopi Tonjong terbanyak. Dan saat ini kita mengisi stand di acara Bogor Fest 2023 mewakili Kecamatan Cariu sebagai ajang promosi,” terangnya.
Beling membeberkan, untuk kopi kemasan 200 gram pihaknya membandrol harga Rp 50 ribu. Sedangkan minuman kopi di Kedai Om Gunung harganya bervariatif.
“Kita punya andalan yaitu Kopi Caprak. Alhamdulillah, kemarin Pak Bupati juga sudah mencicipi langsung, katanya ini rasanya edan bangat,” bebernya.
Baca juga: Bazar Kopi Nusantara Bangkitkan UMKM
Dari olahan masih banyak kekurangan salah satunya dari peralatan. Pihaknya sangat membutuhkan mesin roasting kopi, yang selama ini masih bekerja sama dengan temannya.
“Mudah-mudahan dinas-dinas terkait bisa mensupport ke kita, agar ke depannya lebih maju lagi. Harapan kita, petani punya wadah, istilahnya hasil budidayanya, diolah sendiri dan mereka dapat merasakan manfaatnya,” harapnya mengakhiri.
