Gonjang Ganjing Atraksi Glow Kebun Raya Bogor

Glow
Glow Kebun Raya Bogor.

Kobra Post Online – Glow Kebun Raya Bogor yang peresmian pemakaiannya tak sempat terlaksana sudah terencana sejak tahun 2019 lalu. Namun hingga saat masih menimbulkan pro dan kontra, baik di kalangan akademisi, peneliti, budayawan dan masyarakat umum. Pada intinya adalah rasa kehawatiran bahwa kegiatan  GLOW itu akan merusak ekosistim fauna-flora dan lingkungan Kawasan Kebun Raya.

Glow juga mendapat tantangan dan kritikan keras dari lima mantan Pupuhu Kebon Raya sendiri. Dari kalangan budayawan tak hanya penolakan, juga sampai hujatan dan pengaduan ke fihak kepolisian. Bahwa adanya atraksi semacam glow itu merupakan sebuah pelanggaran terhadap marwah leluhur dan kabuyutan Sunda Pajajaran.

Namun pandangan dan sikap budayawan ini tentu berbeda dengan beberapa inohong dan pengelola Kebun Raya sendiri tentang atraksi glow yang merupakan inovasi daya tarik untuk KRB.

Padahal jika kita selusuri, setidaknya menurut Ery Erlangga, CEO PT Mitra Natura Raya, selaku pihak swasta pengelola Kebun Raya Bogor. Bahwa Glow KRB merupakan inovasi komunikasi yang di bangun agar masyarakat modern dapat menerima konsep wisata edukasi, terutama kalangan milenial.

Jika Ery Erlangga memaparkan Glow Kebun Raya dari aspek atraksi dan kemilau lampu lampu yang mengubah tampilan pepohonan di malam hari. Sehingga menimbulkan sensasi baru bagi pengunjung KRB. Berikut bagaimana pandangan dari kalangan akademisi tentang dampak cahaya terhadap hewan terkait dengan kehadiran glow di Kebun Raya Bogor.

Ery menyebutkan di area Glow KRB menggunakan lampu-lampu ramah lingkungan yang dampak cahayanya rendah. Sehingga menurutnya aman untuk pohon, karena lampu-lampu juga terpasang di pohon-pohon pilihan. Dalam pemasangan lampu lampu itu kita tidak sembarangan, kita konsultasi dulu ke pihak LIPI.

Baca juga : Pemkot Bogor Berencana Membangun Museum Pajajaran