Ruang Cinta Pusaka

Galeri Lukisan di Lembah Sungai Ciliwung

81
×

Galeri Lukisan di Lembah Sungai Ciliwung

Sebarkan artikel ini
Tohir dan lukisannya.

Kobra Post Online – Sebenarnya banyak julukan untuk Kota Bogor, tak hanya Bogor Kota Hujan atau Kota Pusaka, sebentar lagi akan bertambah Bogor Kota Sain Kreatif.

Padahal jika kita telusuri sejarah Bogor, ternyata ada sosok budayawan, saintis dan maestro pelukis yang nyaris terlupakan oleh masyarakat Kota Bogor, yaitu Raden Saleh Syarif Bustaman. Namun, jejak dan penerus Raden Saleh sebagai pelopor seni lukis modern di Indonesia, tak ada tapaknya di Kota Bogor. Tidak ada catatan berapa banyak jumlah pelukis di Kota Bogor, sejauh mana sikap dan apresiasi masyarakat terhadap kegiatan budaya, khususnya lingkup seni lukis.

Adakah catatan giat seni lukis dari tahun ke tahun dalam bentuk jadwal pameran seni lukis? Yang seyogianya menjadi salah satu tugas dari Bidang Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. Tiadanya catatan ini merupakan sebuah penilaian, dan sekaligus cermin bahwa dunia Seni Rupa belum merupakan bagian dari giat budaya di Kota Bogor.

Dari sekian banyak seniman lukis yang berkiprah di Kota Sain Kreatif, tercatat nama Tohir Kulikulo, nama yang lebih populis dan populer dari sosok seniman serba bisa Sukmajaya. Ia beranjak dari kegiatan menyanyi di jalanan, di sudut-sudut kota yang kumuh dan keras. Serta inilah salah satu unsur yang menempa, dan membentuk kehidupannya selama ini.

Dari kaca mata mana kita memposisikan seniman dan pelukis Tohir?  Yang karya lukisnya cenderung kaya warna elementer, garis-garis meliuk dan senantiasa menghadirkan obyek-obyek figuratif, sosok manusia, alam serta lingkungan serta ungkapan-ungkapan obyek yang juga cenderung satir.

Lukisan karya Tohir Kulikulo.
Baca juga: Catatan Dari Peringatan Hari Kepurbakalaan Nasional di Kota Bogor

Pandangan-pandangan Tohir terkait estetika tak terikat oleh kaidah-kaidah mapan, ia melukis menurut apa yang ia memang harus dicurahkan melalui komposisi warna, garis, simbol-simbol, dan obyek-obyek dalam bentuk realis atau abstrak.

Mungkin kita tak perlu menjawabnya secara langsung bahwa posisi atau mungkin mazhab yang dianut Tohir saat ini, dalam berkesenian adalah sebagai upayanya bergerak dalam kubu seni lukis dan sekaligus dunia musik .

Dunia seni lukisnya adalah sebuah upaya mencari jati diri, dan sikapnya kepada masyrakat. Tak kalah penting adalah kritik kepada masyarskat seni rupa sendiri yang masih menandang estetika seperti seni abad pertengahan. Dalam situasi tersebut, estetika cenderung dikembalikan kepada asal katanya yaitu cerapan indrawi, khusunya pada indra mata.

Tohir Kulikulo, terlahir dengan nama Sukmajaya adalah sosok seniman serba bisa, menyanyi, bermain teater, melukis, pegrafis dan MC itu, kini sudah memiliki studio yang mapan. Terletak di wilayah Kelurahan Sukasari, pada sebuah kawasan berlembah dengan topografi menawan yang kontur tanahnya naik turun.

Di situ mengalir Sungai Ciliwung, dan berdekatan dengan sebuah taman yang pernah digarapnya  dengan bagus: Taman Malelang. Nama taman dari toponimi yang berarti kawasan yang rimbun oleh pohon bambu, dan memiliki bulu-bulu alias merang  awi yang membuat kulit gatal, maka lahirlah Taman Malelang berasal dari sebuah nama Taman Marerang.

Baca juga: Helaran Seni Budaya Kota Bogor, Rutinitas Tahunan Tanpa Inovasi

Sukmajaya alias Tohir Kulikulo, lahir di Cigombong, Kabupaten Sukabumi pada tanggal 4 Agustus 1974, dari ayah bernama Lili dan Ibu Hajah Nala. Sang Ayah yang berprofesi wiraswata itu juga dikenal sebagai Ustadz Lili.

Keluarga Ustadz Lili, termasuk ke dalam kelompok KB atau Keluarga Besar. Karena memiliki 10  anak, Sukmajaya adalah anak yang ke tujuh dari 10 bersaudara tersebut. Semasa kecil, ketika berusia enam tahun, bocah Sukmajaya sering membantu usaha wiraswasta sang ayah, yaitu berjualan kelapa. Dan saat masa kanak-kanak itulah bakat menggambarnya mulai tumbuh.

Di dalam sebuah wawancara yang menarik dengan sang pelukis, di Sanggarnya di Lembah Sukasari, terbersit pengalaman menarik semasa ia sekolah SD. Menggambar sebagai salah muatan dalam Mata Pelajaran Kesenian, yang amat digemarinya. la banyak menggambar atau mencorat-coret buku-buku pelajaran dengan beraneka, garis, warna bentuk dan obyek gambar beraneka ragam. Ia pun melampiaskan kegemaran menggambar dengan sebuah obyek seekor ikan besar. Apa yang ia gambar ikan besar itu ternyata baru diketahuinya kemudan, ternyata namanya ikan paus.

Ketika tahun 2016, Ketua KPJ Hanny Merdeka meninggal dunia, Tohir Kulikulo meneruskan estafet kepengurusan komunitas tersebut. Ia menjadi Ketua KPJ Kota Bogor karena ingi  melanjutkan perjalanan kehidupan berkesenian yang penuh dengan tantangan dan tentu  harus memiliki harapan dan masa depan. Banyak suka duka, jatuh bangun dan berjuang mencari sarana yang bisa memusatkan kegiatannya, dari Merdeka Mall, Gedung Kamuning Gading, sampai ke Museum Perjuangan (MPB) Kota Bogor).

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Sastrawan dan Penerjemah Ali Audah

Kini, tahun 2024 setelah meninggalkan  pusat kegiatannya di salah satu ruangan MBP, telah menempati tempat baru ibarat burung sudah menemukan sarangnya, sebuah rumah yang jarang dihuni pemiliknya di Kawasan Sukasari. Sebuah Kawasan di tengah-tengah pemukiman yang cukup padat penduduk, di tepi Sungai Ciliwung, yang rindang oleh rumpun bambu menghijau serta Taman Malelang yang bisa dimanfaatkan sepenuhnya untuk sarana berekspresi lingkup kesenian dan dialog budaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *