BOGOR, Kobra Post Online – Dunia pendidikan di Kota Bogor kembali digemparkan atas adanya kasus dugaan pungli dan pelecehan seksual oleh oknum guru terhadap murid-muridnya.
Dugaan pungli melibatkan Kepala Sekolah SDN 01 Cibeureum. Terduga pun langsung dicopot dari jabatannya sebagai kepala sekolah, setelah disambangi langsung oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya, Rabu (13/8) kemarin.
Sedangkan pelecehan seksual dilakukan oleh oknum guru SDN Pengadilan Negeri 2 Bogor Tengah berinisial BBS (30). Oknum guru itu telah melakukan tindakan bejat terhadap murid murid sejak 2022.
Kasus beruntun yang menimpa dunia pendidikan di Kota Bogor mendapat sorotan serius dari Komisi IV DPRD Kota Bogor.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Bogor, Devie P. Sultani mengaku miris terhadap kasus yang menimpa dunia pendidikan di Kota Bogor.
Baca juga: Lurah Menteng Tegaskan Tidak Ada Pungli Untuk Bantuan Beras Bulog
Karena, kata dia, belum mereda karut marut Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di tingkat SMP dan SMA sederajat beberapa waktu silam. Kini muncul kasus dugaan pungli atau gratifikasi di tingkat SD dan pelecehan seksual oleh oknum guru.
Devie mengaku malu Kota Bogor benar-benar tercoreng oleh kasus yang terjadi di dunia pendidikan. Buruknya sistem pendidikan yang ada di Kota Bogor seakan-akan menggambarkan slogan ‘Anti Pungli’ yang terbentang diatas banner, dan terpasang di setiap sekolah yang ada di Kota Bogor hanya ‘lip service’ belaka.
Bukan hanya itu, Kepala Sekolah SDN 01 Cibeureum juga melakukan pemecatan secara sepihak kepada salah satu guru honorer yang mengajar di sana.
Baca juga: Oknum Guru Pelaku Pelecehan Seksual Dipecat
Adanya abusive of power yang ditunjukkan oleh Kepala Sekolah SDN 01 ini, dinilai oleh Devie sebagai bentuk kegagalan sistem pendidikan di Kota Bogor.
“Menurut saya menjadi PPDB tahun ini adalah yang terburuk dalam perjalanannya selama ini. Dan ternyata slogan-slogan anti pungli hanya menjadi Lip Service saja,” ujar Devie kepada awak media setelah mengikuti rapat Paripurna di DPRD Kota Bogor Rabu (13/9) kemarin.