Kobrapostonline.com – Setidaknya ada tiga Presiden Republik Indonesia yang mewacanakan pemindahan Ibukota Republik Indonesia (RI), yakni Presiden Soekarno, Soeharto dan Joko Widodo Presiden yang sekarang.
Di dalam tulisan ini saya akan sedikit membahas rencana pemindahan ibukota negara yang pernah digagas dan dirancang oleh Bung Karno, Presiden RI pertama. Sukarno adalah lulusan dari Technische Hogeschool Bandoeng, sekarang ITB, pada tanggal 25 Mei 1926. Sempat mendirikan biro arsitek bersama Ir.Anwari pada 1928 dengan nama Biro Insinyur Soekarno & Anwari.
Soekarno tidak lama bergelut dalam biro tersebut karena pada tahun 1929 ditangkap Belanda. Setelah dibebaskan pada tahun 1939, ia kembali mendirikan biro arsitek bersama Ir. Roosseno.
Gagasan Bung Karno tentang upaya pemindahan Ibukota RI diperoleh dari sebuah buku kecil karya Wijanarka, sarjana teknik arsitektur lulusan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang tahun 1966. Ia yang memulai jadi staf pengajar di Unversitas Palangkaraya tahun 1997, adalah dosen yang aktif menulis kajian-kajian tentang penataan kota.
Buku dimaksud berjudul : Sukarno & Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya. Diterbitkan oleh Penerbit Ombak, Yogyakarta, tahun 2006.

Menariknya buku tersebut diberi Kata Pengantar oleh Guruh Sukarno Putra. Komentar dalam buku tersebut antara lain : ” Salah satu temuan dalam penelitian Saudara Wijanarka adalah koneksi imajiner antara Kota Palangkaraya dan Kota Jakarta yang disimbolkan dengan Lapangan Bundar Besar dengan Lapangan Monumen Nasional”
Baca juga : Perjalanan Panjang Perkebunan Teh Hingga Sukabumi Menjadi Kota Praja
Dengan latar belakang pendidikan teknik sipil, banyaknya membaca tentang buku arsitektur terbitan mancanegara dan kebiasaannya mengunjungi tempat tempat bersejarah dan arsitektur, telah membuka alam fikir dan konsep konsep yang memberi pengaruh kepada proses perancangan sebuah kawasan peruntukkan Ibukota baru.