BOGOR, Kobra Post Online – Ribuan warga tumpah ruah memenuhi Alun Alun Kota Bogor menyaksikan pagelaran wayang golek memperingati Hari Jadi Bogor (HJB) ke 543.
Pangeran wayang yang digelarJumat (27/6) malam menampilkan dalang Dadan Sunandar Sunarya dari Giri Harja 3 Bandung.
Sorak sorai dan tepuk tangan bergema, mengiringi kemunculan tokoh wayang golek Cepot, Dawala, dan Semar, yang dikenal jenaka namun sarat pesan moral. Tak kalah menariknya penampilan Ohang sang pelawak yang sering mendampingi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi
Dalang Dadan Sunandar mampu menghipnotis penonton yang memenuhi alun-alun Bogor.

Di tengah tengah pagelaran ada sejumlah penonton yang mencari cari Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. “Mana Bapak Aing gak datang,” kata Urip salah satu penonton.
Bahkan ada seorang anak menanyakan Kang Dedi Mulyadi (KDM) ke Wali Kota Bogor Dedie Rachim. “Pak Wali, mana Bapak Aing,” ucapnya.
Baca juga: Pemdes Rancabungur Gelar Wayang Golek Semalam Suntuk
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, yang turut hadir, mengungkapkan rasa harunya atas antusiasme warga.
“Alhamdulillah, setelah delapan tahun kita bisa hadirkan lagi pertunjukan wayang golek. Luar biasa, alun-alun penuh sesak. Ini bukti masyarakat merindukan budaya sendiri,” ujarnya.
Pagelaran wayang golek kali ini bukan sekadar hiburan. Dalam setiap lakon, Dalang Dadan Sunandar menyisipkan kritik sosial tentang persoalan nyata yang dihadapi masyarakat dari masalah lingkungan, tumpukan sampah, hingga kerakusan manusia dan kerusakan hutan.

Semua pesan itu disampaikan lewat guyonan dan sindiran tokoh-tokoh wayang, membuat penonton tertawa sekaligus merenung. Anak-anak larut dalam keceriaan, sementara orang dewasa diam-diam menyimak makna di balik banyolan.
Dengan mengusung tema Raksa Jaga Dhita, yang berarti menjaga, merawat, dan melestarikan, perayaan HJB ke-543 ini mengingatkan masyarakat bahwa budaya bukan hanya warisan, tapi identitas yang harus dijaga bersama.
Dedie berharap kehadiran wayang golek bisa menjadi agenda tahunan. “Ini bukan janji politik, tapi komitmen sebagai anak daerah untuk melestarikan budaya lokal,” ujarnya.









