Ditengah Bulan Purnama Penggiat Literasi Seni dan Budaya Gelar Tradisi Budaya “Nawang Wulan”

Ditengah Bulan Purnama Penggiat Literasi Seni dan Budaya Gelar Tradisi Budaya "Nawang Wulan"

BOGOR, Kobra Post Online – Bulan Purnama atau bulan penuh (full moon) merupakan salah satu fenomena alam. Bulan terlihat terang dan bulat di langit malam sehingga memberikan pemandangan yang memukau.

Fenomena ini sering kali menarik perhatian banyak orang, baik mereka yang memiliki ketertarikan pada astronomi maupun yang hanya ingin menikmati keindahan alam. Bahkan disaat bulan Purnama sering dikaitkan dengan tradisi budaya. Salah satunya yang dilakukan oleh masyarakat sunda.

Seperti yang dilakukan pada Senin (12/5) malam lalu, para penggiat literasi, seni budaya 

berkumpul di Balong Mang Asep Kabayan Kampung Ciranjang Kelurahan Pamoyanan Kecamatan Bogor Kota Bogor.

Malam itu, para penggiat literasi seni dan budaya menggelar kegiatan budaya yang diberinama Nawang Wulan. Kegiatan bulanan tersebut digelar tepat di bulan purnama, tanggal 14  bulan Hafit atau bukan Dzulqaidah.

“Nawang Wulan kali ini bertajuk Cinta dan Doa untuk almarhumah Kirana Kejora,” kata Promotor kegiatan Nawang Wulan, Asep Kabayan dalam rilis yang diterima Kobra Post Online.

Ditengah Bulan Purnama Penggiat Literasi Seni dan Budaya Gelar Tradisi Budaya "Nawang Wulan"

Menurut Asep, Kirana Kejora adalah seorang  pegiat nawang wulan yang wafat menjelang kegiatan nawang bulan.

“Almarhum Kirana telah memberikan kontribusi besar dalam membangun budaya literasi dan telah berhasil memproduksi 2 judul buku kompilasi tulisan bersama bertajuk Ibu Bumi dan buku Bapa Angkasa. Kirana Kejora seorang mentor dan penulis buku,” ujarnya.

Baca juga: Kenang Chairil Anwar, Sastrawan dan Penggiat Seni Parade Puisi di Rumah Kreatif Keboen Sastra

Selain diisi doa untuk almarhum Kirana, acara yang dipandu Arie Suciyana juga diisi dengan diskusi para penggiat literasi, seni dan budaya dengan menghadirkan Anton Rahayu Yipikaiyey, Adi Purna, Sulaiman Datuk, Titik Sumarti, dan Isti Wuryanti.

Ditengah cahaya bulan yang menerangi Balong Mang Asep Kabayan, para pelaku seni dan budaya itu juga membacakan puisi dan lagu. 

Heri Cokro membaca puisi berjudul Jalan Sunyi dan Arman Ramli yang membaca puisi tentang dunia Kirana dan Tohir Kulikulo melantunkan lagu bulan purnama, Pakuan Pajajaran dan Ciliwung.

Acara yang digelar hingga larut malam tersebut  dibuka dengan Rajah Sunda dan diselingi pembacaan pantun Bogor yang dibawakan oleh Suhandi Ahmad alias Kang Madun.