BOGOR, Kobra Post Online – Pemerintah Desa Candali, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, menggelar rembuk stunting guna mengetahui bersama komitmen semua pihak dalam melaksanakan program nasional pencegahan dan percepatan penanganan stunting di wilayahnya.
Kegiatan rembuk stunting di Desa Candali dihadiri oleh beberapa narasumber, yaitu Kepala Puskesmas Rancabungur, drg. Soniasari, Kepala Seksi Pendidikan dan Kesehatan Kecamatan Rancabungur, Moh. Suryana, Korlap PLKB, Ernawati, TPP P3MD Kemendes PDTT, Tarwani Adji Carwita, dan yang lainnya. Lalu diikuti oleh seluruh kader PKK, kader posyandu, RT, RW serta yang lainnya.
Kepala Desa Candali, Mad Yani mengatakan, kegiatan ini merupakan rutinitas pemerintah desa melalui anggaran Dana Desa (DD). Dalam rembuk stunting kali ini, dirinya meminta kepada narasumber agar tidak hanya mensosialisasikan saja, tetapi lebih mengedepankan cara penanganan dan pencegahan stunting.
“Jadi, lebih mengedepankan cara penanganan dan pencegahan, kepada yang belum terkena stunting serta yang sudah terkena stunting. Agar program ini berjalan dengan sesuai harapan, Indonesia nol stunting,” kata Mad Yani kepada Kobra Post Online di ruang kerjanya, Jumat (12/7).
Baca juga: Musrenbangdes Desa Candali, Betonisasi Jalan dan Revitalisasi Jembatan Penghubung Jadi Prioritas
Lanjut Mad Yani, di tahun 2024 kasus stunting di Desa Rancabungur berkisar 28 orang. Jumlah itu berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Puskesmas Rancabungur. Tetapi, Pemdes Candali beserta para kader PKK dan puskesmas akan melakukan verifikasi lapangan guna kebenaran data tersebut.
“Bentuk pencegahannya, kami telah menjalankan kegiatan berupa pemberian makanan tambahan kepada balita dan ibu hamil. Karena sekarang lebih fokus lagi, kemungkinan saya akan buatkan program satu orang tua asuh dari satu stunting dan ibu hamil kurang energi kronis (KEK). Hal itu, salah satu cara penekanan supaya cepat mengalami penurunan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa stunting itu bukan hanya pemberian makanan tambahan, namun bentuk pencegahan Desa Candali membuatkan posyandu setiap tahunnya. Di tahun kemarin, pihaknya telah membuat tiga posyandu.
“Itupun salah satu program untuk penanganan kesehatan dan stunting. Jadi, penanganan stunting itu bukan hanya pada makanan saja,” jelas Mad Yani.
Baca juga: Desa Candali Bakal Sulap Jalan Bebatuan Jadi Beton Gunakan Samisade 2023
Dengan diadakannya rembuk stunting, Kades Candali berharap agar tidak ada lagi kasus stunting di wilayahnya. Selain itu, pihaknya akan berupaya membentuk pola pikir masyarakat mengenai kebersihan, stunting dan kesehatan menjadi lebih baik.
“Insya Allah setiap kegiatan saya akan berikan imbauan kepada masyarakat melalui RT RW, untuk tetap menjaga kebersihan, penggunaan air bersih, makanan bergizi dan yang lainnya,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Rancabungur, drg. Soniasari menuturkan bahwa penanganan stunting dan masalah gizi lainnya tidak bisa hanya bidang kesehatan saja. Tetapi, harus adanya kolaborasi serta integritas dengan pihak-pihak lain.
“Diharapkan dari kegiatan ini, ada masukan lain selain program-program yang sudah dilaksanakan. Baik puskesmas maupun instansi pemerintah lainnya. Lalu, dalam kesempatan ini saya sosialisasikan kegiatan di tahun 2024 ini, terkait penanganan masalah gizi yang akan dilaksanakan di akhir bulan Juli. Jadi mereka sudah diinfokan dan mudah-mudahan bisa membantu untuk pemantauan,” beber Sonia.
Baca juga: Camat Rancabungur Serahkan SK Perpanjangan Masa Jabatan BPD hingga 2027
Lanjut Sonia, pihaknya akan melakukan validasi data di lapangan guna mengetahui jumlah yang terkena stunting dan ibu hamil KEK di Desa Candali.
Guna penanganan stunting dan ibu hamil KEK, Puskesmas Rancabungur akan memberikan olahan selama 56 hari setiap pagi tanpa libur. Jadi, enam hari kudapan (snack) dan satu hari makanan lengkap, baik ibu hamil atau balita.
“Kalau balita diberikan selama 120 hari. Diharapkan bumil kek ini tidak jadi produsen balita BBLR, kalau yang anak-anak dengan permasalahan gizi mudah-mudahan ada perbaikan status gizinya,” harap Kepala Puskesmas Rancabungur.