Kuliner

Sensasi Makan Pempek Waluya di Sentra Malabar Bogor Tengah

1102
×

Sensasi Makan Pempek Waluya di Sentra Malabar Bogor Tengah

Sebarkan artikel ini
makan
Pempek Waluya. (Foto: Dok. Yaso-kobrapostonline.com).

BOGOR, Kobra Post Online – Cuaca yang dingin, paling enak makan-makanan yang anget-anget plus pedes. Pempek salah satu contohnya. Siapa yang gak tau dengan makanan pempek?

Makanan khas Palembang ini sudah banyak dijual di kota-kota di Indonesia termasuk Kota Bogor salah satu kota di Jawa Barat yang terkenal dengan berbagai jenis kulinernya.

Jalan Malabar yang berlokasi di Kelurahan Babakan Kecamatan Bogor Tengah adalah salah satu pusat kuliner di Kota Bogor. Jika kita menelusuri jalan tersebut akan ditemukan salah seorang penjual pempek.

Dia adalah Muhammad Jumli, warga setempat yang berjualan pempek sejak tahun 2016, dengan menggunakan gerobak dorong berlabel ‘Empek Seblak Waluya’. Jumli bersama Istrinya menjajakan pempek dan seblak di pinggir Jalan Malabar.

Pempek yang dijual Muhammad Jumli ini tak kalah enaknya dengan pempek aslinya dari Kota Palembang. “Saya berjualan pempek sejak tahun 2016. Kebetulan istri saya Siti Faridah berasal dari Palembang. Jadi dia sudah hafal membuat pempek,” tutur Jumli kepada Kobra Post Online, Rabu (3/5).

makan.
Muhammad Jumli penjual pempek Waluya di Jalan Malabar.
Baca juga: Bersinergitas, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Mekarsari Bagikan Makanan

Menurut Jumli, pempek yang ia jual untuk satu porsinya seharga Rp10 ribu. Namun ketika ada pembeli hanya punya uang Rp3000 ataupun Rp5000 tetap dilayani.

“Konsumen pembeli kita banyak anak-anak sekolah. Jadi ketika si anak pengen membeli pempek atau seblak dengan menyodorkan uang Rp3000 atau Rp5000, tetap kita layani,” ucap Jumli.

Jumli mengaku, bahwa sejak dulu dirinya berjiwa dagang dan wiraswasta. “Saya lebih suka berwiraswasta terutama dagang. Sebelum membuka usaha sendiri, saya pernah ikut berjualan cilok kepada orang lain dan berjualan pulsa dilokasi yang sama di Jalan Malabar, dan juga  membuka usaha percetakan kartu nama dan usaha sablon,” tuturnya.

Baca juga: Satu Lagi Kuliner Hadir di Bogor, Mie Jebew Mr. Ito

Suami dari Siti Faridah ini menceritakan, bahwa nama label Waluya yang tertera di gerobak dorongnya karena terinspirasi dari orang tuanya.

“Saya sering dinasehati almarhum orang tua. Orang tua saya mengatakan walaupun kita orang tidak punya kita tidak usah mengeluh yang penting Waluya (Waktu Perlu Aya) artinya jika kita perlu ada. Makanya kata Waluya ini saya tempel di gerobak tempat berjualan pempek dan seblak,” kata Jumli.

Aktivitas Jumli tak hanya melulu berjualan, ia setiap hari mengangkut sampah dari rumah-rumah warga untuk dipilah ke Bank Sampah Kenanga Bagunde  (Babakan Gunung Gede) RT 01 RW 01 Kelurahan Babakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *