BOGOR, Kobra Post Online – Melihat kondisi Palestina saat ini sangat memprihatikan, maka dari itu Desa Bantarsari Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor melakukan penggalangan dana untuk Palestina.
Dilansir dari cnbcindonesia.com hari ke-17 serangan Israel, Gaza, Palestina kini hancur lebur. PBB bahkan mengatakan Gaza terancam kiamat di mana ada kehancuran besar.
Kepala Desa Bantarsari, H. Lukmanul Hakim mengatakan, kemerdekaan rakyat Palestina dan pembebasan Masjid Al Aqsa adalah amanat konstitusi kita. Bahwa Bangsa Indonesia mendukung kemerdekaan.
“Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Bangsa Indonesia mempunyai hutang budi terhadap Bangsa Palestina ketika kita semua menginginkan kemerdekaan dan menjadi negara berdaulat maka harus ada pengakuan dari negara lain,” kata H. Lukman kepada Kobra Post Online di ruang kerjanya, Selasa (24/10).
Lanjut H. Lukman, salah satu negara yang memberikan kedaulatan kemerdekaan terhadap Republik Indonesia, adalah Negara Mesir dan Palestina. Maka dari itu, sambungnya, Bangsa Indonesia harus merasa perihatin dengan kejadian seperti ini dan sudah semestinya memainkan peran politik internasional.
“Dikancah dunia, Indonesia semestinya berada di garda terdepan dalam pembelaan rakyat Palestina,” ucapnya.
Baca juga: Peringati Milad ke 38 Desa Bantarsari Tebar Penghargaan
H. Lukman menjelaskan, atas dasar itu Pemerintah Desa Bantarsari sejak tahun 2014 melakukan kerjasama untuk kemerdekaan Palestina dan Masjid Al Aqsa. Saat beberapa tokoh-tokoh Palestina datang ke Indonesia untuk bertemu masyarakat Indonesia, maka saat itu Desa Bantarsari ikut andil untuk melakukan kerjasama penggalangan dana.
“Sebagai bagian dukungan moril atas rasa keprihatinan yang terjadi di Palestina sampai hari ini kita adakan penggalangan dana ini. Ditahun ini kita melihat di media-media bahwa sudah hampir 5000 orang meninggal dunia,” jelasnya.
“Kejadian ini memperlihatkan dan kita semua porak poranda, membabi buta serangan dari Israel. Yang menjadi korban adalah anak-anak yang tidak berdosa, rumah sakit pun mereka bom, begitupun lembaga-lembaga pendidikan pun demikian,” tambahnya.