Kalau selama ini yang selalu menjadi pusat perhatian Jakarta, karena statusnya sebagai ibu kota negara dan posisi strategis gubernurnya selalu menjadi sorotan dalam peta politik nasional. Semua Gubernur DKI selalu menjadi pergunjingan di seluruh daerah di Indonesia.
Jakarta semakin kuat dijadikan kiblat politik ketika Jokowi memimpin Jakarta dilanjutkan oleh Ahok dan kemudian digantikan oleh Anies Baswendan. Jokowi tidak terlepas dari blusukan dan gaya komunikasi politiknya yang berbeda dengan kebanyakan orang, bertemu langsung dan berinteraksi dengan masyarakat, datang ke pasar, masuk gorong-gorong sehingga menjadi perbincangan dan menjadi topik hangat pemberitaan di media.
Lalu Ahok, manuver politiknya yang blak-blakan tanpa kompromi juga kerap kali menjadi pergunjingan di tengah masyarakat. Bahkan, ketika Anies Baswedan saat menjabat Gubernur DKI disebut-sebut gubernur rasa Presiden, karena Anies punya kapasitas, punya pergaulan yang sangat luar biasa sehingga disetarakan sebagai seorang Presiden.
Kini kiblat politik nasional sudah bergeser ke Jawa Barat. Setiap hari media lokal maupun nasional menyorot topik pemberitaan tentang Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Setiap gerak gerik Kang Dedi Mulyadi (KDM) menjadi sorotan camera dan topik pemberitaan hangat.
Menariknya lagi KDM selalu viral di media sosial (medsos) Instagram, TikTok dan Youtube. Para konten kreator, influencer, buzzer, baik yang pro maupun kontra setiap hari mengangkat topik KDM alias Bapak Aing.
KDM sendiri aktif berselancar di media sosial. Sebagian besar aktivitasnya di media sosial untuk menyampaikan langsung program-program pemerintah yang ia jalankan.
KDM memanfaatkan medsos sebagai bentuk keterbukaan informasi. Dia tak sungkan-sungkan menelisik dan membeberkan pos-pos anggaran yang ada di APBD Jawa Barat.
Terakhir KDM viral di medsos ketika dia larut di tengah ratusan ribu warga Jawa Barat mengikuti konvoi Persib Bandung yang telah berhasil menyandang gelar juara liga ke empat kalinya.
KDM ikut konvoi dengan aksi nyentriknya berdiri diatas mobil melepas kaus yang dikenakannya dan hanya mengenakan kaus singlet sambil mengibar-ngibarkan bendera Persib.
“Persib Bandung Juara, Jawa Barat Istimewa, Dedi Mulyadi pesta pora beri bonus 2 miliar” itulah salah satu judul di salah satu akun TikTok.
Harus diakui memang, dibandingkan dengan kepala daerah lain, khususnya di level gubernur, KDM dalam tindakannya cenderung tidak biasa. Artinya gebrakan KDM selalu menjadi perhatian publik. Manuver politik KDM selalu memantik perdebatan, dan menjadi pergunjingan.
Banyak kebijakan KDM yang diapresiasi dan di kritik, ada yang pro dan kontra. Sebut saja ketika KDM mengirimkan anak-anak nakal ke barak militer. Meski ada pro dan kontra KDM tetap melanjutkan program mengirimkan anak-anak ke barak militer, karena berdasarkan pengakuan mereka yang telah dididik di barak militer telah berubah total, tidak lagi menjadi anak nakal dan tidak lagi ugal-ugalan.
Sekalipun ada perdebatan soal barak militer bukan jawaban dari segala galanya, tapi ini adalah eksperimen yang menjadi perhatian luas bahkan dibeberapa tempat ada yang ingin meniru program KDM.
Tidak berhenti di situ, KDM pun membuat Satgas Anti Premanisme karena dinilai sangat merisaukan dianggap menghambat laju investasi. KDM pun melarang meminta sumbangan pembangunan masjid di jalan raya karena dianggap mengganggu lalu lintas, melarang wisuda, dan melarang study tour para pelajar di Jawa Barat.
Di awal menjabat KDM pun membuat kebijakan penghapusan tunggakan pajak kendaraan bermotor yang disambut antusias warga Jawa Barat.
Lebih menghebohkan lagi KDM membongkar Wisata Hibisc Fantasy di kawasan Puncak Bogor. Taman rekreasi yang dikelola oleh Perusahaan BUMD Jabar, PT Jaswita Lestari Jaya (JLJ) telah mengantongi izin mengelola kawasan seluas 4.800 meter persegi. Namun faktanya, area rekreasi telah meluas mencapai 15.000 meter persegi.
Selain itu membongkar bangunan liar di sepanjang daerah aliran Sungai Bekasi, tepatnya di Tambun Utara, Desa Srijaya. Langkah ini dilakukan untuk memastikan aliran air tetap lancar dan mencegah terjadinya banjir.
Semua langkah yang dilakukan KDM dibarengi solusi ketika bangunan rumah dibongkar pemilik bangunan diberikan kompensasi. Seperti halnya ketika angkot di jalur Puncak Bogor diliburkan untuk mengurangi kemacetan saat libur lebaran, para sopir angkot mendapat uang kompensasi.
Apakah kebijakan populis Dedi Mulyadi akan konsisten, sehingga menjadi episentrum politik nasional dalam lima tahun ke depan? kita tunggu.