Akibat Drainase Amburadul, Jalan Protokol Kerap Banjir di Kota Bogor

drainase
Ilustrasi banjir yang kerap terjadi di Kota Bogor.

Genangan air terjadi akibat, selain saluran air yang kurang berfungsi juga karena sumbatan sampah dari pedagang pasar dan Pedagang Kaki Lima (PKL).

Amburadulnya fungsi drainase dijumpai di jalur Jalan Raya Pajajaran, jenis sampah tak hanya bersumber dari PKL, juga kabel serat optik mempersempit saluran drainase.

Kemudian pernah juga dijumpai urugan tanah bekas galian, pecah/ rusaknya beton penutup drainase serta kurang memadainya dimensi (lebar dan kedalaman) saluran drainase tak seimbang dengan lebar jalan.

Baca juga: Setiap Turun Hujan, Jalan Malabar Bogor Tengah Langganan Banjir

Nah, di Jalan Pandu Raya lain lagi, apa alasannya penempatan “gardu telkom” di atas drainase. Masalahnya tentu akan menyangkut pemeliharaan drainase jika bermasalah, di Jalan Bina Marga, deretan restoran, sampai Dekranasda tak jelas saluran airnya.

Dari beberapa tinjauan lapangan saat hujan, yang amat mengherankan adalah banjir yang terjadi di jalan-jalan tertentu yang berdekatan dengan sungai. Misalnya di Jalan Suryakancana, Jalan Malabar, Jalab M.A. Salmun, Jalan Dewi Sartika, Jalan Sudirman dan Jalan Ahmad Yani.

Hal ini menunjukan bahwa dalam hal perencanaan tidak memperhitungkan topografi dan lokasi jalan terkait dengan letak sungai. Padahal sungai merupakan penampung air hujan dari berbagai sumber dari manapun datangnya.