BOGOR, Kobra Post Online – Sungkeman biasanya dilakukan dalam prosesi pernikahan. Sungkem posisinya seperti sujud sebagai tanda bakti dan penghormatan dari yang lebih muda kepada orang lebih tua. Dalam sungkem ini terjadi saling meminta maaf dan memohon restu untuk melanjutkan kehidupan baru.
Tak hanya acara pernikahan, sungkem juga sering dilakukan saat upacara adat perpisahan sekolah. Seperti yang dilakukan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Rancabungur 4 Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor dalam acara pelepasan siswa-siswi kelas VI yang berlangsung pada Selasa (28/6). Dalam acara itu, SDN Rancabungur 4 melepas anak didiknya sebanyak 51 orang.
Siswa-siswi yang telah menimba ilmu selama 6 tahun melakukan sungkem kepada guru-gurunya saat acara perpisahan. Suasana haru tak terbendung. Isak tangis terlihat di wajah siswa-siswi, orang tua dan para guru. Acara perpisahan juga diiringi Ki Lengser, dan kreasi seni lainnya.
Kepala SDN Rancabungur 4, Edy Wahyudi mengatakan, untuk tahun ajaran 2021-2022 sekolahnya meluluskan 51 siswa.
“Alhamdulillah semuanya lulus. Kita berharap tidak ada yang putus sampai SD, tapi bisa melanjutkan ke jenjang SMP,” kata Edy kepada Kobra Post Online di sela-sela acara.
Menurut Edy, acara pelepasan ini diisi dengan kreasi seni untuk para siswa. Semua siswa, baik kelas 1 hingga kelas 6 mendapatkan kesempatan untuk tampil.
“Jadi kebetulan warga di sini sukanya diadakan pentas seni seperti ini,” ungkapnya.
Selain itu lanjutnya, kegiatan ini menjadi ajang unjuk kebolehan sebagai sekolah berprestasi. SDN Rancabungur 4 memiliki banyak prestasi, salah satunya ialah pernah menjadi juara umum O2SN pada 2021 lalu.
“Dengan dua tahunnya saya di sini, sekolah ini pada tahun pertama menjadi juara umum dan tahun 2022 sekarang juara kedua. Prestasi dalam bidang olahraga yang dimiliki yaitu silat serta karate. Untuk karate ada yang sampai mendapatkan perunggu tingkat provinsi,” terangnya.
Baca juga : Miris, Beberapa Siswa SDN Balungbang Jaya 3 Berhenti Sekolah
Ia menjelaskan, kegiatan tersebut selain menampilkan kreasi siswa, juga menampilkan upacara adat sebagai simbol mengembalikan siswa kelas 6 kepada orang tuanya.
“Kita harus kembalikan, ini merupakan amanat jadi harus ada penyerahan kembali amanat orangtua ini kepada orang tua dan melanjutkan kejenjang berikutnya. Nanti untuk kelas 1 akan ada perwakilan untuk ikrar menyerahkan kepada guru untuk dididik,” jelasnya.
Bagi kedepan siswa yang males sambung Edy, ia akan memanggil orang tuanya untuk memberikan arahan. Maka dari itu, ia berpesan agar orangtua siswa lebih memerhatikan pendidikan anak.
“Untuk menumbuhkan rasa semangat siswa, saya telah bangunkan lapangan yang dulunya kurang layak sekarang sudah menjadi bagus. Saya juga lagi berusaha untuk pembangunan gedung sekolah menjadi dua lantai beserta ruang guru,” pungkasnya.