BOGOR, Kobra Post Online – Program makan bergizi gratis (MBG) belum menyasar semua sekolah di Kota Bogor. Sejak dilaunching program andalan pasangan Prabowo-Gibran pada Senin (6/1) kemarin, baru 25 sekolah yang sudah bisa merasakan manfaat dari program makan bergizi gratis itu.
Komandan Kodim 0606 Kota Bogor, Letkol Inf Dwi Agung Prihanto mengatakan, untuk merealisasikan program makan bergizi gratis di Kota Bogor dibutuhkan kuran lebih 80 dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Bogor.
Lanjut Dwi, pihaknya telah menghitung bersama Dinas Pendidikan Kota Bogor yakni membutuhkan kurang lebih 80 SPBG, dengan asumsi satu dapur mengcover 3000 siswa yang mencakup seluruh sekolah dari TK Paud sampai SMA.
Saat ini, kata Dwi, jumlah SPPG di Kota Bogor baru ada dua, yaitu berlokasi di Kecamatan Tanah Sareal dan di Yayasan Bosowa Bina Insani.
“Kita belum mengetahui secara pasti kapan program makan bergizi gratis bisa di realisasikan di seluruh sekolah di Kota Bogor. Semua kebijakan dari pemerintah pusat. , Jadi kita tunggu saja arahan dari pusat,” tutur Dwi Agung kepada wartawan, Selasa (7/1).
Baca juga: Bankeu 2024: Pembangunan Infrastruktur di Desa Pasirgaok Tuntas
Namun, ia memastikan bahwa dalam waktu dekat akan ada penambahan jumlah SPPG yang berlokasi di tiga tempat antara lain di Bogor Tengah, Bogor Selatan, dan Bogor Barat.
“Untuk tiga lokasi SPPG ini sudah kita laporkan wilayahnya. Tinggal menunggu survey oleh Badan Gizi Nasional (BGN),” pungkasnya.
Sementara itu program makan bergizi gratis hari pertama pada Senin (6/1) di Kota Bogor, ditinjau langsung oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya, didampingi Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari di Sekolah Bosowa Bina Insani.
“Ini hari bersejarah untuk Indonesia, program menjemput Indonesia Emas melalui perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan anak-anak Indonesia resmi dimulai,” ujar Bima.
Bima mengatakan, program MBG ini selain bertujuan untuk meningkatkan gizi anak, juga dapat membangkitkan perekonomian daerah karena melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Baca juga: Warga Sukamulya Bogor Timur Keluhkan Bau Sampah yang Tidak Terangkut
Hal ini terlihat seperti yang dilakukan pihak Sekolah Bosowa Bina Insani, Kota Bogor, yang dalam memenuhi kebutuhan program MBG bekerja sama dengan UMKM setempat.
“Jadi nanti, insyaallah, perekonomian daerah akan bangkit ya. Akan ada hitung-hitungan yang positif bagi pertumbuhan ekonomi kita,” jelasnya.
Bima menerangkan bahwa Kemendagri bakal terus memastikan seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) dan Pemerintah Kota (Pemkot) untuk berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) agar memahami teknis pelaksanaan program MBG. Dengan demikian, kolaborasi di daerah dapat berjalan maksimal dengan mempelajari berbagai catatan yang ada.
“Kami melihat di dapur ini, sistem sudah terbangun dengan baik, tidak saja dalam hal kesiapan dapur secara teknis, tetapi juga kandungan gizi yang disiapkan untuk anak-anak,” katanya.
Di tempat yang sama, Pj Wali Kota Bogor, Hery Antasari, mengatakan bahwa Pemerintah Kota Bogor siap mendukung apapun yang diarahkan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam menyikapi program MBG di seluruh Indonesia.
Baca juga: Pemkot Bogor Garap 4 Proyek Strategis di Tahun 2025
Namun, sampai saat ini Pemkot Bogor belum secara langsung terlibat dalam program MBG. Pemkot Bogor sejauh ini hanya memantau, memonitor, menghitung, menganalisis, serta mengumpulkan data sembari berkoordinasi dengan pihak Kodim yang sudah mendapatkan arahan untuk melaksanakan MBG.
“Kita pelajari semuanya dulu, sambil mempersiapkan dan menunggu arahan pusat terkait peran Pemda dalam hal APBD. Karena yang sudah dilaksanakan di beberapa tempat itu langsung dari BGN kepada pengelola yang telah mengajukan untuk menjadi dapur umum pelaksanaan distribusi MBG, seperti Sekolah Bosowa,” ucapnya.