Intensitas Cuaca Tinggi, Ini Imbauan BPBD Kota Bogor

Intensitas Cuaca
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Theofilo Patrocinio Freitas.

BOGOR, Kobra Post Online – Awal 2023 intensitas cuaca cukup tinggi, diperkirakan puncaknya terjadi di Februari, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor meminta warga tetap waspada.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Theofilo Patrocinio Freitas mengatakan, warga yang sering melakukan perjalanan di Kota Bogor wajib mengetahui wilayah-wilayah berpotensi pohon tumbang, banjir lintasan dan sebagainya.

“Hal itu agar kita dapat mengantisipasi, sehingga korban dan harta benda bisa diminimalisir. Ketika wilayah-wilayah longsor misalnya, kita berharap warga secara mandiri mengamati melakukan deteksi. Kalau di tempat tinggal mereka ada pergerakan retakan segala macam, secara mandiri melakukan evakuasi atau cepat laporkan ke kita untuk ambil langkah selanjutnya,” kata Theo kepada Kobra Post Online di ruang kerjanya, Selasa (31/1).

Lanjut Theo, untuk lokasi-lokasi rawan banjir, warga secara mandiri bersama-sama melakukan gotong royong, kerja bakti untuk membersihkan irigasi, selokan, ataupun aliran air. Sehingga, tidak ada genangan yang kembali dampaknya ke warga.

Ia juga menjelaskan, sebelumnya BPBD Kota Bogor telah menyebarkan nomor WhatsApp ke semua wilayah kecamatan, kelurahan, hingga RT dan RW. Sehingga, ketika ada kejadian bencana maka bisa menghubungi nomor itu.

“Kejadiannya bisa difoto titik koordinatnya, sehingga dapat memudahkan petugas datang ke lokasi,” jelasnya.

Baca juga: Sepanjang 2022 Kota Bogor 856 kali Diterjang Bencana, 15 Orang Tewas

Menurut Theo, di Kota Bogor lebih banyak terjadi pohon tumbang, angin kencang, banjir dan longsor. Terkait gempa, maka warga harus berwaspada.

“Kalau rumahnya ada struktur yang kurang kuat, secara dini bisa melakukan perbaikan-perbaikan. Jadi harus bisa mengantisipasi,” ungkapnya.

Bagi daerah rawan longsor, Kepala BPBD ini mengimbau, untuk mengecek apakah ada perbedaan tinggi, kontur atau tebingan. Jika rumah atau tanah di sekitar ada pergerakan, retak-retak dan belahan, warga secara mandiri melakukan evakuasi ke tempat aman.

“Karena petugas tidak bisa memonitor semua itu, yang paling bisa menilai dan menyelamatkan adalah personal. Kalau mengharapkan petugas, petugas datang saat sudah terjadi. Petugas melakukan mitigasi itu harus ada kerja sama atau kepedulian warga itu sendiri,” pungkasnya.