BOGOR, Kobra Post Online – Ratusan mahasiswa Universitas Ibn Khaldun (UIKA) dari enam fakultas menggelar aksi solidaritas di depan gedung Rektorat UIKA Bogor pada Kamis, (5/10). Aksi unjuk rasa ini merupakan buntut dari permasalahan pelecehan yang dilakukan oknum dosen berinisial MDR pada mahasiswinya.
Dalam aksi tersebut, ratusan mahasiswa itu membentangkan spanduk berisi tuntutan seperti “Usut Tuntas Pelecehan Seksual di UIKA” dan membawa pengeras suara. Mayoritas dari mereka mengenakan pakaian serba hitam, menandakan duka terhadap kejadian yang mencederai akademi UIKA.
Saat berorasi, salah satu mahasiswa menyebut bahwa mahasiswa merasa terancam dan tidak nyaman dengan adanya kasus dugaan pelecehan seksual tersebut. Mereka juga merasa bahwa langkah-langkah tegas yang diperlukan belum dilakukan oleh pihak Rektorat UIKA Bogor.
“Rektor harus mengambil tindakan tegas terhadap kasus dugaan pelecehan seksual ini, sehingga mahasiswa tidak terancam dengan adanya ‘Predator Seksual’ yang sudah membuat mahasiswa merasa tidak nyaman,” kata Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM), M Syahdan Oktariza dalam orasinya.
Belakangan, diketahui bahwa Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UIKA Bogor tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. Ketua Satgas PPKS UIKA Bogor, Dedi Supriadi mengatakan sejak Selasa (3/10) pihaknya terus melakukan penyelidikan kasus dugaan pelecehan tersebut.
Baca juga: Mahasiswa UIKA Turun ke Jalan, Suarakan Keadilan bagi Warga Pulau Rempang
Dedi yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor (Warek) UIKA Bogor Bidang Kemahasiswaan itu juga membeberkan perkembangan terkini kasus yang sudah mencoreng nama baik UIKA sebagai salah satu kampus Islam terbesar di Bogor.
“Penyelidikan secara maraton terus kami lakukan dan masih berjalan sampai saat ini,” katanya.
Dedi mengaku jika saat ini Satgas PPKS tengah mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak. Sejumlah dosen juga turut dimintai keterangan demi mengusut tuntas kasus dugaan pelecehan itu.
“Beberapa dosen dan mahasiswa juga sudah kami mintai keterangannya. Namun, hal itu belum bisa kami rumuskan karena masih perlu keterangan dari beberapa orang lagi agar kuat data dan informasinya,” ujarnya.