BOGOR, Kobra Post Online – Wali Kota Bogor, Bima Arya menginstruksikan kepada para camat, lurah untuk identifikasi titik yang selama ini dilihat menjadi sumber polusi.
“Saya mendapatkan laporan selama ini ada beberapa titik yang diidentifikasi saya akan turun langsung. Camat lurah segera patroli wilayah sosialisasi, edukasi, tindakan kepada warga yang masih melakukan bakar ban atau bakar sampah,” kata Wali Kota Bima Arya saat apel siaga bersama aparatur wilayah dan dinas terkait untuk menangani polusi udara.
Apel dilaksanakan di Halaman Plaza Balai Kota Bogor pada Jumat (25/8) lalu setelah melakukan rapat penanganan polusi udara di Kota Bogor.
Beberapa hari lalu, Bima Arya juga mengundang ahli dari IPB University untuk mengetahui tentang polusi udara.
Bima menyebutkan, berdasarkan data yang dihimpun selain dari kendaraan polisi terjadi dari perilaku warga. Seperti bakar sampah sembarangan, atau bakar ban di beberapa titik untuk bisa diambil kawatnya. Serta kegiatan-kegiatan lain seperti proyek pembangunan pengerjaan yang menimbulkan muatan pasir atau debu,” kata Bima Arya saat apel.
Baca juga: Upaya Pemkot Mengatasi Dampak Kemarau 2023
Saat ini, lanjut Bima, data-data menunjukan memang situasinya belum terlalu mengkhawatirkan untuk kualitas udara di Kota Bogor yang kadang memburuk dengan indikator kuning atau merah.
“Sehingga secara keseluruhan situasinya itu belum membutuhkan kebijakan WFH. Oleh karena itu WFH tidak diberlakukan karena kita lihat WFH belum tentu efektif. Seringkali dilakukan WFH tapi ASN-nya jalan-jalan gitu. Jadi bisa mempengaruhi kinerja, jadi Pemkot tidak melakukan WFH,” katanya usai apel.
Secara menyeluruh dengan melihat angka pemantau udara dan efektifitas pegawai, maka Pemkot memberikan ruang untuk WFH bagi pegawai yang dikecualikan. Seperti ibu hamil, ASN yang berisiko tinggi dengan penyakit penyerta, atau bawaan seperti infeksi saluran pernafasan dan lain-lain.
“Jadi itu yang diminta WFH, selama instruksi wali kota ini dikeluarkan sampai jangka waktu yang tidak ditentukan,” jelasnya.
Selanjutnya warga juga diminta aktif melakukan monitoring kondisi udara. Sejak Sabtu (26/8) Pemkot juga menampilkan indeks kualitas udara di Kota Bogor melalui kanal-kanal dan ruang publik sehingga bisa dilihat secara real time.
“Kalau angkanya kuning atau merah mengkhawatirkan diimbau menggunakan masker jadi angkanya situasional melihat tingkat dari polusi udara di Kota Bogor,” katanya.
Baca juga: Dedie A. Rachim Sebut Gerakan Pramuka Banyak Cetak Kader Pemimpin
Kebijakan lainya yang dikeluarkan oleh Pemkot adalah kebijakan 4 in 1 khusus di perkantoran Pemkot Bogor, seperti Balai Kota Bogor, kantor dinas, kelurahan, kecamatan dan kantor pemerintah lainnya.
“Ini untuk memberi ruang ASN untuk menggunakan sistem antar jemput, sistem nebeng bareng dan lain-lain. Untuk mengurangi kendaraan pribadi, kecuali bagi yang sudah menggunakan kendaraan listrik. Kemudian saya perintahkan juga Dishub melakukan uji emisi baik kendaraan umum transportasi publik atau kendaraan pribadi,” pungkasnya.