Info Bogor

Telur HE Ditemukan di Pasar Anyar

2678
×

Telur HE Ditemukan di Pasar Anyar

Sebarkan artikel ini
DKPP Kota Bogor
Tim DKPP Kota Bogor saat melakukan pengawasan di Pasar Anyar, Kota Bogor. (Foto : Doc. Lead)

BOGOR, Kobrapostonline.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor temukan telur HE (Hatched Egg) saat melakukan pengawasan produk hewan di Pasar Anyar, Kota Bogor. Jum’at (15/05/2020).

Pada kegiatan yang bertujuan untuk menjamin mutu dan keamanan pangan produk hewan tersebut, DKPP Kota Bogor didampingi Kementrian Pertanian (Kementan) bersama Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BPMSPH).

“Dalam kegiatan ini ditemukan telur rebus sebanyak 129 butir dalam kondisi pecah dan mengeluarkan bau yang kurang sedap,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Peternakan DKPP Kota Bogor, drh. Wina, MA, saat melakukan pengawasan produk hewan di Pasar Anyar.

Wina mengatakan, telur yang ditemukan di tempat sampah tersebut diketahui milik salah satu pedagang bernama Syai.

“Menurut keterangan pak Syai, telur itu rencananya akan dibawa dan digunakan sebagai pakan ikan lele. Penjualan telur rebus terjadi pada pukul 3 dini hari, menggunakan mobil bak terbuka yang dijual dengan harga Rp700,” katanya.

Kabid Peternakan menegaskan, tim DKPP akan membawa sampel telur itu untuk dilakukan pengujian kualitas di laboratorium. Menurutnya, dari hasil pemeriksaan secara fisik, telur tersebut merupakan jenis telur HE yang dilarang peredarannya oleh pemerintah.

“Hal ini melanggar Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi,” pungkas Wina.

Untuk diketahui, dalam Permentan tersebut pada Bab III pasal 13 disebutkan, pelaku usaha integrasi, pembibit GPS, pembibit PS, pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi.

Baca juga : Sanksi PSBB Mulai Diberlakukan Pada 16 Mei 2020

Telur HE sendiri umumnya berasal dari perusahaan-perusahaan pembibitan (breeding) ayam broiler atau ayam pedaging. Di mana telur yang tidak menetas (infertil), seharusnya tak dijual perusahaan integrator sebagai telur konsumsi di pasar.

Selain dari telur infertil, telur HE bisa berasal dari telur fertile, namun tak ditetaskan perusahaan breeding. Alasannya antara lain suplai anakan ayam atau DOC (day old chick) yang sudah terlalu banyak. Sehingga biaya menetaskan telur lebih mahal dari harga jual DOC.

Reporter          : Kontributor/ MSA.

Editor              : Rangga A.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *