Sampah organik jadi pakan maggot
Sampah organik, terutama sisa makanan, sayuran dan buah-buahan seterusnya dimanfaatkan menjadi bahan pakan maggot. Jenis seperti dedaunan dan ranting pohon dimanfaatkan menjadi bahan kompos.
“Karena untuk menjadi kompos yang layak sebagai pupuk, kami menyetorkannya ke produsen pupuk kompos,” lanjut Sulis.
Sampah plastik bernilai ekonomis
Sedangkan sampah bukan organik, termasuk plastik, dihimpun untuk kemudian mereka jual ke pengepul. Diantaranya seperti kardus, kertas, besi rongsok dan plastik bekas gelas minuman kemasan bening yang harganya tergolong tinggi.
Menurut Sulis harga gelas air minum kemasan bekas, bisa mencapai kisaran 10-13 ribu rupiah per kilo. Bahkan ada yang nilainya termasuk mahal, yaitu botol bekas parfum sekitar Rp75 ribu per botol, botol bekas bir Rp25 ribu per botol dan compack disk Rp5 ribu per keping.
Tidak semua jenis plastik bernilai ekonomis dan bisa dijual ke pengepul. Itulah plastik bekas kemasan detergen, minyak, kecap, kopi dan sejenisnya. Jenis sampah plastik itulah yang tergolong sebagai residu, termasuk juga sampah seperti styrofoam, pampers, sachet minuman.
Belakangan muncul jenis sampah residu baru, yaitu pasir kotoran anjing atau kucing peliharaan. “Jumlahnya cenderung semakin banyak, bisa satu karung per hari,” kata Sulis.
Baca juga : Waspadai Hepatitis Akut, Tingkatkan PHBS dan Galakan Germas
Adanya jenis-jenis sampah plastik yang tidak bernilai ekonomi, menurut Sulis menjadi sebuah masalah. “Kedepan kita memerlukan inovasi teknologi yang bisa menjadikan sampah plastik jenis seperti itu untuk bisa dimanfaatkan,” lanjut Sulis.
Itulah sebuah harapan yang bisa menjadi salah satu solusi untuk menjadikan setiap jenis sampah plastik bisa di daur ulang atau dimusnahkan. (Advertorial)