BEKASI, Kobra Post Online – Kepala Desa Karang Asih, Samsu Dawam, akhirnya menanggapi tudingan yang menyebut dirinya terlibat dalam pemukulan dua penonton saat Final Karangasih Cup ke-5, yang diselenggarakan dalam rangka HUT RI ke-79. Klarifikasi ini disampaikan menyusul ramainya pemberitaan yang menyebut insiden tersebut memicu kericuhan di antara para suporter.
Dalam keterangannya kepada media, Dawam, yang akrab disapa Cacu, berusaha meluruskan kronologi kejadian agar tidak terjadi kesalahpahaman. “Pertandingan ini awalnya berjalan lancar. Namun, situasi mulai memanas ketika salah satu suporter melempar botol air mineral ke arah lapangan,” ujarnya, Selasa (27/08/24).
Cacu menjelaskan, kericuhan bermula ketika salah satu penonton, yang diidentifikasi sebagai saudara D, menyalakan kembang api dari tribun dan mengarahkannya ke lapangan. Tindakan ini memicu kepanikan di antara penonton. “Melihat tindakan itu, saya spontan merampas kembang api dari tangan saudara D, bukan memukulnya,” tegas Cacu.
Ia juga menepis klaim yang menyebut kembang api diarahkan ke atas, bukan ke lapangan. “Kalau benar ke atas, pasti kena atap tribun. Banyak saksi yang melihat, kembang api itu ditembakkan ke arah lapangan,” katanya.
Tindakan tersebut, menurut Cacu, berpotensi membahayakan penonton, terutama anak-anak yang hadir bersama orang tua mereka.
Baca juga: Wujudkan Masyarakat Cinta Al-Qur’an, Camat Cikarang Barat Gelar MTQ
Cacu menegaskan, insiden ini terjadi di luar dugaan panitia. “Kami tidak pernah menyangka saudara D akan memasang kembang api ke arah pemain. Ini sangat berisiko dan tidak bisa dibiarkan,” ujarnya.
Terkait tuduhan pemukulan terhadap saudara D dan BN, Cacu sekali lagi menekankan bahwa tindakannya murni untuk meredam situasi, bukan untuk melakukan kekerasan.
Pasca kericuhan, Cacu dan panitia berhasil mengamankan situasi serta mengamankan pihak yang diduga sebagai provokator. Ia juga menyayangkan niat saudara D dan BN untuk melaporkan dirinya ke pihak berwajib. “Sebagai pemimpin, saya tidak mungkin melaporkan warga saya sendiri. Saya lebih memilih pendekatan kekeluargaan dan berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan musyawarah,” ujarnya.
Baca juga: Meriah! 5.000 Warga Rayakan Milad Desa Bantarsari ke-39
Cacu berharap, kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. “Pesta rakyat seharusnya menjadi ajang kebersamaan, bukan perpecahan. Saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat atas ketidaknyamanan yang terjadi,” tutupnya.
Pada akhirnya, Karangasih Cup ke-5 ini dimenangkan oleh RW 04, diikuti RW 05 sebagai juara kedua, RW 06 di tempat ketiga, dan RW 10 sebagai juara harapan. Cacu berjanji akan mengevaluasi penyelenggaraan acara ke depan untuk menjaga silaturahmi antarwarga.






