Teater Bocah Tampil Apik di Acara Parade Agung 14 Buku Filmis Elang Nusantara

Teater Bocah Tampil Apik di Acara Parade Agung 14 Buku Filmis Elang Nusantara

BOGOR, Kobra Post Online – Teater Bocah Putra Bangsa tampil apik dan berhasil memukau saat mengisi acara Parade Agung 14 Buku Filmis Elang Nusantara di Auditorium Perpustakaan Nasional RI Jalan Medan Merdeka Selatan Jakarta Pusat pada Sabtu (26/10) lalu.

Parade Agung 14 Buku Filmis Elang Nusantara ini digelar untuk merayakan Bulan Bahasa dan Sastra 2024. Teater Bocah Putra Bangsa yang dibina Sanggar Putra Bangsa menyajikan naskah karya Heri Cokro salah satu seniman di Bogor.

Teater bocah ini dimainkan oleh anak-anak dan guru TK Plus Putra Bangsa, SDIT Biru Wattaqwa serta SDN Cipicung 1 Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor yang tergabung di Sanggar Putra Bangsa bangsa.

Kepala TK Plus Putra Bangsa, Isti Wuryanti mengatakan, pementasan ini tidak berpretensi mengkritisi realitas, namun dalam pementasan ini lebih mengajak kepada orang dewasa untuk turut memperhatikan dampak negatif permainan games yang ada gawai atau handphone.

“Fenomena main games kalau tidak disikapi secara bijak mungkin akan berdampak negatif bagi pertumbuhan dan pembangunan karakter positif anak-anak di masa depan,” kata Isti kepada Kobra Post Online, Senin (28/10).

Teater Bocah Tampil Apik di Acara Parade Agung 14 Buku Filmis Elang Nusantara

Isti membeberkan makna dari pentas Teater Bocah Putra Bangsa. Dalam pementasan itu anak-anak menampilkan teatrikal yang menggambarkan realitas dunia anak-anak saat ini.

Baca juga: Teater Bocah Ingatkan Jati Diri Sunda di Tawasulan Akbar Budayawan

Pementasan dibuka dengan tarian jaranan dan background gambar suasana pedesaan di mana anak-anak bermain dengan gembira, memainkan dolanan anak yang dinamis dan edukatif disaksikan sosok ibu di latar belakang panggung yang tampak bahagia.

Lalu masuk sosok anak kecil yang bermain dengan boneka kelincinya dan melakukan dialog khas anak-anak dengan objek mainannya, terkesan lugu dan natural tapi mengandung pesan-pesan edukatif.

Hingga zaman berganti, tampak masuk anak-anak yang asik bermain dengan gawai mereka, melontarkan kata-kata kasar dan ketidakpuasan karena kalah dalam permainannya, masing-masing anak memegang gawai dan asik main sendiri tanpa interaksi. 

Di sisi lain ada anak yang asik membuat konten joget-joget serta seorang dewasa merencanakan liburan dengan dana pinjaman online.

Teater Bocah Tampil Apik di Acara Parade Agung 14 Buku Filmis Elang Nusantara

Saat semua asik sendiri, sosok anak kecil memegang boneka mengajak mereka bermain yang disambut dengan reaksi marah serta mengusir anak tersebut, hingga di ujung babak ini si anak berkata, “Aku main sama siapa atuh?” 

Kemudian dijawab salah satu anak, “Terserah, makanya punya hp dong, gamesnya banyak ini, dapat duit lagi, sudah sana main sendiri!” Si anak akhirnya berkata sendiri, “Yah main sendirian lagi deh, yuk kelinci kita main di taman,” ujar si anak.

Dalam teatrikal ini, kata Isti, tergambar bahwa permainan tradisional bermuatan edukatif, membangun kebersamaan dan kepedulian sosial, membentuk karakter serta kecakapan olah tubuh bagi anak-anak. Sehingga, menjadi tidak berarti digantikan permainan modern yang bersifat individualistik dan kurang mendidik bagi pertumbuhan karakter anak-anak.

Kegiatan yang digagas Elang Nusantara tersebut merupakan unjuk karya tulis binaan Kirana Kejora yang berperan sebagai mentor dalam penerbitan 16 buku. Parade Agung 24 buku ini berlangsung meriah dengan beragam tampilan dari komunitas kreatif binaan Elang Nusantara seperti Tari Kembang Gadung, Teater Bocah Putra Bangsa, Fashion Show Cilik, Lagu Pejuang Mimpi, Parade Puisi, Monolog, Tembang Dou Elang, yang dikemas dalam bentuk talk show Bincang Buku Antologi dan Solo, Orasi Budaya serta Bazar Produk Creativepreneur.

Penulis: YasoEditor: Iyan Sopiyan