BOGOR, Kobra Post Online – Rehabilitasi SDN Bantarjati 6 Kota Bogor sudah tuntas. Sebagai wujud rasa syukur, kepala sekolah, jajaran guru, komite sekolah dan LPM se-Bogor Utara menggelar tasyakuran.
Syukuran yang digelar Sabtu (10/6) dihadiri Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri.
Saeful yang akrab disapa ASB berharap, perbaikan sarana dan prasarana SDN Bantarjati 6 dapat meningkatkan proses belajar mengajar para siswa dan guru.
“Kami, DPRD sangat mengapresiasi langkah Dinas Pendidikan yang gercep (gerak cepat) untuk melakukan pendataan sekolah yang perlu perbaikan untuk segera diintervensi perencanaan dan pembangunannya,” ujarnya.
Ia menegaskan, DPRD Kota Bogor terus mendukung dan mendorong adanya perbaikan unit sekolah di Kota Bogor. Hal itu dibuktikan, dengan sidak Komisi IV DPRD Kota Bogor yang konsisten dilakukan sejak awal tahun.
“Setiap ada aspirasi, langsung kita turun dan tindak lanjut ke Disdik untuk segera diusulkan dalam APBD,” tegasnya.
Selain itu, lanjutnya, Dinas pendidikan telah melakukan perencanaan pembangunan yang inovatif terkait tampilan arsitektur bangunan dan penataan landscape kawasan sekolah dengan melihat kondisi lahan yang ada.
Hal itu bisa dilihat, sambung ASB, dari pemasangan atap. Di mana saat ini, bahan material yang gunakan memakai PVC bukan Gypsum.
“Dari segi kekuatan akan tahan lama karena tidak mudah pecah. Penampilannya pun akan menambah estetika ruangan, serta anti rayap dan air. Selain itu, tidak perlu ada biaya pemeliharaan pengecatan,” jelasnya.
Selain itu, sebut ASB, inovasi perencanaan pada struktur bangunan SDN Bantarjati 6 ini terlihat juga pada lantai yang menggunakan granite bukan keramik pada umumnya.
“SDN Bantarjati 6 kini semakin elegan dan membuat ruang kelas lebih nyaman dan tentunya dapat mengurangi hawa panas sampai 15 persen,” ucapnya.
Pihaknya juga mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan Disdik melalui bidang sarprasnya pada tahun ini yang sudah melakukan pendataan terkait kondisi sekolah. Di mana sebagian besar telah mengalami kerusakan, baik berat maupun ringan dengan melihat skala prioritas dengan menilai dari faktor usia serta keselamatan siswa tentunya.
Belum lagi, sekolah yang prasarananya belum sesuai standar Permendiknas No. 24 tahun 2007 ini harus menjadi perhatian bersama.
“Pembangunan, ke arah bangunan bertingkat dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan adalah solusi perencanaan pendidikan,” tutupnya.
Baca juga: 18 Siswa SMAN 1 Rancabungur Masuk PTN Jalur Prestasi