Dua Dasawarsa Era Reformasi, Demokrasi yang Kebablasan

Dua Dasawarsa

BOGOR, Kobrapostonline.com – Sudah dua dasawarsa era reformasi berjalan. Sejak Presiden Soeharto dan rezim Orde Baru dijatuhkan pada 1998, banyak perubahan terjadi di Indonesia, terutama dalam ranah politik.

Sistem demokrasi pun mulai diterapkan dengan baik di era reformasi. Hal yang paling menonjol adalah sistem pemilihan umum yang memungkinkan presiden dipilih langsung, tidak lagi dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) melalui Sidang Umum MPR.

H. Didin Hapipudin Ketua Asosiasi Pemerintahan Seluruh Desa Indonesia (APDESI) Kecamatan Leuwisadeng Kabupaten Bogor menceritakan tentang Demokrasi di era reformasi. Senin (30/12).

Menurutnya, demokrasi itu bebas untuk memilih tanpa ada tekanan dan dorongan apapun.

Berikut petikan wawancara khusus Kobrapostonline.com (KPo) jelang akhir tahun dengan Haji Didin Hapipudin (DH).

KPo : Bagaimana cara bapak berpartisipasi dalam demokrasi?

DH : Dalam demokrasi, satu diantaranya saya  harus legowo, saling menghargai satu sama lain, dan harus  bisa menciptakan suasana yang kondusif.

KPo : Apakah tanggapan bapak mengenai demokrasi di indonesia.  sudah baik atau belum?

DH : Demokrasi di Indonesia sudah cukup baik, hanya belum maksimal dan sangat disayangkan sering kali kebablasan.

KPo : Mengapa demokrasi kita ini melahirkan banyak sekali pemimpin yang korup?

DH : Itu kembali kepada karakter dan jati diri masing-masing individu. Ketika para pejabat ataupun wakil rakyat, kalau bekerja didasari oleh Iman dan taqwa, bekerja semata karena Allah InsyaAllah akan berkurang.

KPo : Apakah kita harus menyalahkan demokrasi?

DH : Tidak juga, karena demokrasi ini adalah salah satu sistem, tujuannya untuk mengayomi masyarakat, dengan memilih para pimpinan termasuk memilih partai politik.

Baca juga : Uji Coba Kelaikan Jalan Martadinata dilakukan Malam Tahun Baru

KPo : Apakah harapan bapak untuk demokrasi kedepannya?

DH : Kedepannya kita berharap supaya lebih baik, jujur, adil, bebas dan rahasia. Demokrasi di Indonesia akan berjalan baik jika para elit politik menyadari bahwa reformasi itu adalah untuk perubahan kearah yang lebih baik. Bukan karena akibat beda pilihan harus saling hujat, saling caci, dan perang hoax.

KPo : Apa pendapat bapak mengenai kehadiran partai politik?

DH : Kehadiran partai politik untuk membentuk pemimpin yang benar-benar menguasai tata kelola negara yang baik. Selain itu, kehadiran partai politik itu harus bisa menciptakan suasana yang kondusif dengan lebih mengedepankan kepentingan masyarakat.

Reporter : Andres

Editor : Yaso