Setelah dicacah, barulah APK dicampur dengan sampah plastik dan alumunium, yang juga sudah melalui proses pencacahan untuk selanjutnya masuk dalam mesin pencetakan bahan konstruksi jenis balok atau papan dan sebagainya.
“Jadi sekitar 30 persennya itu dari sampah visual dari APK, dari banner tadi. Kemudian diproses menjadi lumer menjadi seperti ini (bahan konstruksi jenis balok dan papan),” kata Bima Arya sambil menunjukan bahan konstruksi yang terbuat dari bahan sampah APK dan plastik.
Baca juga: ATM Sampah Solusi Permasalahan Sampah di Kota Bogor
Dari hitungan awal, bahan konstruksi berbahan dasar 30 persen sampah APK yang dicampur 70 persen sampah plastik dan alumunium jauh lebih kuat dibanding dengan olahan 100 persen sampah plastik dan alumunium tanpa campuran sampah APK.
“Ini yang pure (murni) hanya sampah plastik dan aluminium (Bima Arya menunjukan bahan konstruksi berbahan dasar sampah plastik dan alumunium). Kalau ini (menunjukan bahan konstruksi berbahan dasar campuran APK, sampah plastik dan sampah aluminium), yang dicampur dengan APK. Nah ini teksturnya lebih kasar, lebih kuat,” jelasnya.
Bahan kontruksi ini, selanjutnya akan digunakan untuk membuat kerangka atau pondasi sumur resapan yang di tanam di dalam tanah, untuk membangun sumur resapan di Kota Bekasi.
Ke depan, lanjut Bima Arya, balok dan kayu hasil produksi ini juga bisa dijadikan paving block atau dicetak langsung dari sampah plastik, alumunium dan APK menjadi paving block.