BOGOR, Kobra Post Online – Heboh pentas Happening Art berjudul Susuci Diri dan Susuci Bumi digelar di bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan Sukasari, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor pada Rabu (17/4).
Pentas Happening Art yang merupakan kolaborasi para seniman yang tergabung dalam Jangkar Jiwa dan Trotoar Kreatif ini digelar sebelum acara Diskusi Publik Pitulasan #3.
Ketua Jangkar Jiwa, Heri Cokro mengatakan, dipilihnya lokasi teatrikal di bantaran Sungai Ciliwung untuk mengingatkan kepada masyarakat agar senantiasa peduli terhadap sungai, salah satunya sungai Ciliwung yang mengalir di Kota Bogor.
Heri Cokro menyebutkan, Sungai Ciliwung, Cisadane dan Cipakancilan dan ribuan sungai arteri yang membentuk wajah Kota Bogor adalah sumber hidupnya peradaban purba manusia hingga saat ini.
Sungai yang membawa air suci anugrah dari telaga swargaloka sang pencipta semestinya mampu memberikan kesejahteraan bagi sesama hidup yang membentuk kehidupan.
“Jika air suci ini kita kotori dengan segala sampah peradaban manusia seperti yang tampak saat ini, maka kesuciannya akan berubah menjadi keruh, menjadi lusuh bahkan akhirnya menjadi musuh bagi kehidupan manusia itu sendiri,” tuturnya.
Lanjut Heri, wabah penyakit akibat aliran air sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah terpanjang di dunia ini, akan merasuk dalam jiwa dalam raga tiap manusia yang menegak airnya.
Banjir bandang akibat hulu sungai yang dibabat hutan dan kehidupan ekosistemnya akan menjadi musibah dan bencana bagi manusia.
Sedang segala sebab dari hilangnya kesucian dan kejernihan sungai ini adalah akibat perilaku busuk manusia yang merusak lingkungannya sendiri demi memuaskan nafsu, memelihara kemalasan, mengusung budaya dan peradaban yang menistakan sungai.
Baca juga: Heboh, Happening Art Wajah Bangsaku di Acara Bedah Buku 17 Rahasia Bung Karno
Maka, kata Heri, sebagai penanda sejarah dan peradaban kota, sungai-sungai yang mengaliri paras kota Bogor ini harus segera dikembalikan sebagai sumber hidup dan kehidupan.
“Jadi itulah pesannya yang digambarkan dalam teatrikal Happening Art yang kami pentaskan di pinggiran sungai Ciliwung,” pungkasnya.
Diskusi Pitulasan
Sementara itu Diskusi Publik Pitulasan #3 mengusung topik, Kota Bogor, Realitas dan Nada Depan.
Dalam diskusi yang dipandu Eko Kimung itu menampilkan tiga orang pembicara yakni Rachmat Iskandar (Pemerhati Sejarah dan Benda Cagar Budaya), Ki Agus Prana (Budayawan Bogor) dan Teguh Tri Fauzi (Pemerhati Bogor).
Ketua Trotoar Kreatif, Tohir Kulikulo mengatakan, diskusi pitulasan yang digagasnya ini digelar setiap tanggal 17 setiap bulan.
“Insya Allah untuk agenda diskusi bulan depan akan menghadirkan Pak Dedie A. Rachim bakal calon (balon) Wali Kota Bogor,” kata Tohir.
Selain Dedie, sambung Tohir, tidak menutup kemungkinan akan mengundang para balon Wali Kota Bogor lainnya sesuai usulan, saran dan masukan dari teman-teman yang hadir dalam Pitulasan #3.