Baru Seumur Jagung, Jalan Cimayang – Pasar Selasa Sudah Berlubang

jalan

BOGOR, Kobrapostonline.com – Rehabilitasi jalan Cimayang – Pasar Salasa yang dilaksanakan oleh CV. Prima Duastara akhir tahun 2018 lalu, kini sudah berlubang. Menurut informasi dilapangan, proyek yang menelan anggaran sebesar Rp.1.586.860.000 itu baru berumur tiga bulan (19/03/2018).

Bondan Kepala UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kelas A Wilayah IV, membenarkan adanya lubang di beberapa titik jalan Cimayang – Pasar Salasa.

“Ini masih tanggung jawab pihak pelaksana, mereka harus segera memperbaikinya. Karena masih dalam masa 6 (enam) bulan pemeliharaan,” kata Bondan.

Lanjut Bondan, pihaknya pun sudah memberi mandat kepada para pemangat di UPT untuk melakukan pengecekan terhadap kegiatan tahun 2018 yang ada di wilayah UPT IV.

“Para pengamat harus rutin melakukan monitoring dan apabila ada temuan di lapangan, pihak UPT hanya melaporkan kepada Dinas dan PPK melalui surat,” ujarnya.

Baca juga : Proyek Cimayang – Pasar Salasa Jadi Kritikan warga Setempat

Di tempat terpisah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Asmandila menegaskan, penyedia jasa memiliki tanggung jawab untuk memelihara jalan tersebut selama enam bulan setelah pekerjaan itu selesai dilaksanakan.

“Jadi pelaksana harus segera memperbaikinya,  karena nanti akan ada FHO (Final Hand Over). Kalau sampai penyedia jasa tidak melakukan FHO, kami akan black list,” tegas Asman.

Baru Seumur Jagung,  Jalan Cimayang - Pasar Selasa Sudah Berlubang

Menanggapi hal tersebut Ketua Tim Investigasi LSM KOBRA Rangga angkat bicara, menurutnya persoalan semacam ini banyak terjadi pada tahun 2018 lalu.

“Bila kita melihat kualitas secara fisik, jalan yang dibangun oleh pihak pelaksana patut diduga tidak sesuai spek,” tegasnya.

Jika pembangunan jalan itu dilaksanakan sesuai spesifikasi yang ada, lanjut Rangga, tidak mungkin baru seumur jagung sudah rusak atau berlubang.

“Cukup aneh jika pihak dinas tidak tahu kalau akan adanya kerusakan yang terjadi, bukankah pernah ada PHO (Provisional Hand Over) diakhir pekerjaan?,” katanya.

Rangga juga menambahkan, jangan jadikan faktor cuaca sebagai alasan klasik.

( Agil )