BOGOR, Kobra Post Online – Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Margacinta 02, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor rusak parah. Kondisi ini tidak lagi memungkinkan untuk digunakan oleh siswa.
Pihak sekolah berharap Pemerintah Kabupaten Bogor bisa memberikan perhatian dan sentuhan terhadap perpustakaan ini.
Kepala SDN Margacinta 02, Ujang Suyaman mengaku prihatin melihat kondisi perpustakaan sekolahnya.
“Kurang lebih empat bulan saya menjabat di sekolah ini, saya melihat kondisi perpustakaannya cukup memprihatinkan. Maka, saya berharap pemerintah daerah segera memberikan bantuan perbaikan perpustakaan, agar bisa layak dipergunakan kembali oleh siswa,” kata Ujang kepada Kobra Post Online di ruang kerjanya, Selasa (14/5).
Ia menjelaskan bahwa kondisi perpustakaan ini sudah terjadi cukup lama. Perpustakaan yang seharusnya bisa digunakan untuk ruang baca, tidak dapat lagi digunakan. Siswa harus membawa buku yang ingin dibacanya ke ruang kelas masing-masing.
“Kondisinya kan sedang rusak. Kami mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka siswa yang ingin mengunakan buku itu dilakukan di kelasnya masing-masing,” ujarnya.
Baca juga: Siswi SDN Neglasari Raih Juara I Lomba Tari FLS2N
Ia menyebut, kerusakannya perpustakaan sekolahnya ini cukup parah. Mulai dari atap yang bocor, plafon yang berjatuhan, hingga retakan besar di dinding.
“Jika tetap dipergunakan, kami sangat khawatir atas keselamatan siswa. Contohnya plafon bisa jatuh atau ambruk secara tiba-tiba,” jelasnya.
Ujang menuturkan, sekolah telah membuat proposal pengajuan perbaikan perpustakaan ke kecamatan. Dia berharap pemerintah dapat segera memberikan perhatian untuk sekolahnya.
“Saat ini di SDN Margacinta 02 yang sangat urgent itu perpustakaan. Ada sebagian buku basah terkena bocoran, kami berusaha menyelamatkan dengan cara memindahkan pada tempat yang tidak bocor,” tuturnya.
Baca juga: Frisian Flag Gelar Lomba Mewarnai di SDN Balungbang Jaya 3
Selain perpustakaan, sekolah juga mengalami kekurangan kamar mandi. Saat ini, SDN Margacinta 02 hanya memiliki empat kamar mandi yang dipergunakan untuk para siswa dan guru-guru.
”Kamar mandi cuma ada empat, sedangkan jumlah murid keseluruhan 218 orang. Jadi jumlahnya tidak sebanding. Kami juga telah mengajukan untuk penambahan kamar mandi,” ujarnya.