Heboh, Happening Art Wajah Bangsaku di Acara Bedah Buku 17 Rahasia Bung Karno

Pentas happening art.

Heri menyebutkan, sebagai sebuah wilayah yang mengandung kekayaan alam yang luar biasa. Nusantara menjadi objek kaum imperialis untuk menganeksasi dan mengeksploitasinya sebagai sebuah bangsa.

“Nusantara menjadi objek penaklukan manusia atas manusia, melalui pengrusakan jati diri, penghancuran karakter dan pembunuhan keluhuran budayanya,” pungkasnya.

17 Rahasia Bung Karno Mengguncang Dunia

Sementara itu, Suryana Hasan Alias Bung Karna sang penulis buku 17 Rahasia Soekarno menuturkan, Ir Soekarno adalah tokoh pendiri bangsa yang unik. Selain memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, penguasaan bahasa yang mumpuni, keterampilan seni yang luarbiasa, kekuatan retorika yang melegenda hingga ke persoalan cinta,

“Beliau (Bung Karno-red) sungguh seorang contoh manusia Indonesia yang bisa dikatakan paripurna,” ucap lelaki yang pernah menyandang gelar juara 1 tingkat nasional pembaca Teks Proklamasi mirip Bung Karno.

Suryana mengatakan, dalam buku rahasia Soekarno menggetarkan dunia digambarkan bahwa Bung Karno adalah sosok fenomenal pemersatu bangsa melalu ideologi Pancasila yang digali dan rumuskan menjadi ideologi bangsa hingga hari ini.

Baca juga: 2 Jembatan di Bubulak, Pangaduan dan Martadinata

Oleh karena itu, Suryana berharap hadirnya buku rahasia Bung Karno ini mampu tergali sisi-sisi lain dari Soekarno, tokoh proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia dalam upaya membangun tatanan budaya identitas bangsa yang mampu mempersatukan ribuan suku menjadi sebuah bangsa bernama Indonesia.

“Bung Karno dengan daya pesonanya beliau juga mampu menjadi sosok yang mempersatukan bangsa Asia dan Afrika menjadi satu poros kekuatan baru dunia. Sehingga menggetarkan dunia internasional yang dikuasai negara-negara super power seperti AS, Uni Sovyet, Inggris, dan Prancis kala itu,” ungkap Suryana yang juga menjabat sebagai sebagai Ketua PETJI.

Dalam acara bedah buku 17 Rahasia Soekarno mengguncang Dunia tersebut, juga menampilkan pembicara Budayawan Ki Agus Prana Mulya dan Pemerhati Sejarah Rachmat Iskandar.

Penulis: YasoEditor: Yan Sofyan