Scroll untuk baca artikel
Nasional

Industri Alat Kesehatan RI-Turki Jalin Kerja Sama Senilai USD 10,5 Juta

115
×

Industri Alat Kesehatan RI-Turki Jalin Kerja Sama Senilai USD 10,5 Juta

Sebarkan artikel ini
Industri Alat Kesehatan RI-Turki Jalin Kerja Sama Senilai USD 10,5 Juta

JAKARTA, Kobra Post Online – Kementerian Perindustrian terus membantu industri alat kesehatan menjadi lebih berdaya saing di seluruh dunia. Selain itu, alat kesehatan adalah salah satu sektor penting dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) dan merupakan salah satu sektor utama di peta jalan Making Indonesia 4.0.

Saat ini, 209 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) memberikan dukungan kepada industri Alkes di negara ini. Mereka mampu membuat alat kesehatan berkualitas tinggi, seperti ventilator (dengan TKDN 58%), perabot rumah sakit (dengan TKDN 68%), dan pakaian medis (dengan TKDN 92%).

“Dengan kemampuan tersebut, kami juga berupaya untuk membuka dan memperluas akses pasar ekspor bagi industri alat kesehatan dalam negeri,” kata Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Yan Sibarang Tandiele dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (8/5).

Beberapa waktu lalu, lanjut Yan, Kemenperin dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara, Turki, mengadakan Business Forum on Enhancing the Collaboration of Indonesia-Turkey Medical Device Industry di Istanbul, Turki, dengan tujuan memasuki pasar Eropa dan Timur Tengah. Diharapkan juga ada kerja sama investasi di industri alat kesehatan Indonesia dan Turki melalui forum bisnis ini.

“Pada forum bisnis ini, dua MoU telah ditandatangani. Yang pertama adalah PT Haloni Jane Tbk dan ERK Medikal Saglik Hizmetleri, bekerja sama dalam perjanjian distributor agreement untuk pasokan produk Latex Gloves supply dengan potensi transaksi mencapai USD9 juta,” ungkapnya.

MoU kedua, sambungnya, PT Atra Widiya Agung dan Uzman Sterilization System akan melakukan kerja sama dengan nilai 1,5 juta dolar untuk distribusi penjualan container system  dan pabrikasi di Indonesia dari tahun 2024–2027.

Dalam forum bisnis tersebut, Febri Hendri Antoni Arif, Staf Khusus Menteri Perindustrian sekaligus Juru Bicara Kementerian Perindustrian, menyatakan bahwa industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika (ILMATE) sedang tumbuh pesat mencapai 12,09 persen. Ini menunjukkan bahwa iklim investasi dan bisnis Indonesia dalam kondisi yang sehat.

“Oleh karena itu, kami secara aktif mendorong kerja sama yang menguntungkan antara industri alat kesehatan Indonesia dan Turki dalam hal distribusi, R&D maupun investasi,” ungkapnya.

Kegiatan pameran dan forum bisnis di EXPOMED EUROSIA 2024 merupakan wujud kerja sama antara Kemenperin dengan Kementerian Kesehatan, KBRI Ankara, KJRI Istanbul, Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) serta Gabungan Pengusaha Alat Kesehatan dan Laboratorium (GAKESLAB).

Terdapat sembilan perusahaan alat kesehatan dalam negeri, dua asosiasi industri (ASPAKI dan GAKESLAB) serta PT. Inspiry Indonesia Konsultan yang terlibat dalam EXPOMED EUROSIA 2024.

Kesembilan perusahaan itu adalah PT Sugih Instrumendo Abadi dengan produk stethoscope dan sphygmomanometer, PT Marthys Orthopaedic Indonesia dengan produk implant orthopaedic, serta PT Rejeki Putra Putri Eliman dengan produk adult diapers, underpad dan nurse cap.

Berikutnya, PT Cahaya Hasil Cemerlang Multi Manufaktur dengan produk baby scale, standing weight, dan infantometer, PT Haloni Jane Tbk dengan produk sarung tangan medis, PT Oneject Indonesia dengan produk alat suntik, tabung darah, PT Prodia Diagnostic Line dengan produk reagen kimia klinik, PT Graha Teknomedika dengan produk instrument bedah, patient monitor, serta PT Kusuma Sukses Makmur dengan produk pakaian bedah, APD, dan kantong jenazah.

Selama pameran berlangsung, Pavilion Indonesia telah dikunjungi oleh potential customer dari berbagai negara seperti Turki, Italia, Spanyol, Rusia, China, Amerika Serikat, Moroko, Iran, Lebanon, Somaliland, Ethiopia, Belarusia, Yordania, Nigeria, Macedonia, Ukraina, Iraq, Libya, Bulgaria, Algeria, Bosnia, Tunisia, Cypruz, Georgia, Oman, Mongolia, Mesir, Arab Saudi, dan Suriah.

Dari ajang pameran dan forum bisnis selama EXPOMED EUROSIA 2024, didapatkan potensi nilai transaksi hingga mencapai USD13,86 juta atau sekitar Rp230 miliar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *