BOGOR, Kobra Post Online – Sejumlah keinginan, usulan saran dan masukan serta harapan dilontarkan warga kepada Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim dalam acara Halal Bihalal SKD ( Sahabat Kang Dedie) dan DPD APPSi ( Asosiasi Pedagang Pasar) Kota Bogor yang digelar di Bubulak Tepi Sawah (BTS) Kelurahan Bubulak Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, Jumat (26/5) lalu.
Acara halal bihalal yang dihadiri berbagai elemen masyarakat di Kota Bogor itu, memberikan kesempatan kepada yang hadir untuk bertanya menyampaikan saran dan masukan kepada Wakil Wali Kota Dedie A.Rachim.
Hery Kiswanto, Ketua RW 08 Perum Taman Griya Kencana Kelurahan Kencana Kecamatan Tanah Sareal menyampaikan persoalan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di wilayah Taman Griya Kencana.
Hery mengatakan, bahwa pihaknya telah menginisiasi membangun lokasi penampungan pedagang yang ada di Perum Taman Griya Kencana.
“Kebetulan di RW 08 Perum Taman Griya Kencana ada fasum (fasilitas umum) yang luasnya sekitar 300 meter milik Pemkot Bogor. Dan Kami menginisiasi membangun tempat penampungan para pedagang. Tujuannya agar pedagang bisa berjualan dengan nyaman dan tertib tidak berjualan di sembarang tempat,” ungkap Hery.
Baca juga: Komisi II DPRD Kota Bogor Sampaikan 6 Poin Untuk Menata PKL di Kota Bogor
Namun, sambung Hery, tempat penampungan pedagang yang di bagunnya belum rampung 100 persen. Oleh karena itu Hery berharap kepada Pemkot Bogor bisa menuntaskan pembangunan tempat penampungan pedagang tersebut.
“Saya meminta kepada Pak Dedie Wakil Wali Kota Bogor bisa membantu menyelesaikan pembangunan tempat penampungan para pedagang,” harapnya.
Lanjut Hery, di wilayah RW 08 ada kurang lebih 30 pedagang dadakan yang setiap minggu berjualan. Pedagang tetap yang setiap hari berjualan dan pedagang malam seperti pedagang angkringan, pecel lele dan pedagang lainnya.
“Kita ingin pedagang pedagang tersebut ditampung disatu tempat. Lokasi yang sudah kita bangun ada 11 tenant atau kios dan baru terisi 6 tenant,” ucapnya.
Baca juga: 50 Pesilat Berebut Piala Dedie A. Rachim
Menurut Hery, pihaknya membangun tempat penampungan pedagang dengan menggunakan uang kas RW. “Para pedagang yang menempati kios menyewa, ada yang bulanan dan harian. Uang sewanya untuk kas RW,” tuturnya.