BALI, Kobra Post Online – Pentas puisi dan musik Keboen Sastra Bogor di panggung Dusun Senja, Jembrana, Bali, Minggu (28/8) kemarin mampu menghipnotis penonton yang menyaksikan pagelaran.
Sepuluh lagu berbasis puisi karya Ipoer Wangsa (penyair) dan Herie Matahari sangat relevan dengan kondisi lingkungan (ekologi), sosial maupun fakta-fakta kehidupan anak-anak jalanan saat ini. “Sungai”, “Petani”, “Reformasi”, “Kasak-Kusuk”, “Revolusi” dan “Mars Kesaksian” adalah beberapa lagu yang begitu kuat membawa perasaan penonton untuk mengingat kembali berbagai persoalan sosial dan lingkungan yang selama ini masih saja terabaikan.
Lingkungan hidup yang sudah rusak, kondisi sosial masyarakat secara umum semakin carut-marut, dan kehidupan anak-anak jalanan yang masih belum maksimal tersentuh oleh negara. Tebing-tebing diruntuhkan, lahan-lahan pertanian dirusak, kecurigaan bahkan sentimen sosial yang seolah sengaja diciptakan, keadilan yang hanya bisa dinikmati kalangan tertentu.
Itulah persoalan-persoalan yang disuarakan oleh Keboen Sastra di hadapan penonton yang sebagian besar adalah warga petani, anak-anak muda penggiat seni dan beberapa tokoh masyarakat di Dusun Senja Jembrana Bali.
Ketua Yayasan Rumah Kreatif Keboen Sastra (YRKKS) Bogor, Herie Matahari mengatakan, kehadiran Keboen Sastra di Dusun Senja dikemas untuk membangunkan kesadaran orang-orang bahwa kehidupan belum baik-baik saja.
“Teks-teks puisi yang kami tulis dan kami jadikan lagu-lagu ini sepenuhnya dari fakta-fakta yang ada saat ini,” kata Herie di Bali yang dihubungi Kobra Post Online melalui WhatsApp, Selasa (30/8).